REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kekhawatiran terburuk para ahli epidemiologi terhadap persebaran virus Covid-19 nampaknya terwujud. Covid-19 yang kini mendominasi kasus di belahan dunia telah bermutasi dengan persebaran enam kali lebih menular dibanding virus pertama kali yang ditemukan di Wuhan, China.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Cell mengidentifikasi perubahan kecil pada kemampuan utama dari Covid-19. Perubahan itu telah berevolusi selama enam bulan terakhir. Covid-19 dapat meningkatkan kemampuannya untuk melompat di antara manusia. Meskipun, belum menambahkan atau mengurangi gejalanya.
Pakar penyakit menular Amerika Serikat (AS) Anthony Fauci memberitahu American Medical Association mengenai persebaran Covid-19 bisa saja lebih signifikan. "Saya pikir data menunjukkan bahwa ada satu mutasi yang benar-benar membuat virus dapat bereplikasi lebih baik, dan mungkin memiliki viral load yang tinggi," kata Fauci dikutip dari NZ Herald, Sabtu (11/7).
Penelitian itu dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan Laboratorium Nasional Los Alamos di New Mexico, Universitas Duke di North Carolina, dan kelompok penelitian Covid-19 Genomics UK University of Sheffield. Tim tersebut meneliti 999 pasien Covid-19 di Inggris yang dirawat karena infeksi parah. Mereka juga melakukan percobaan laboratorium tentang seberapa efektif virus itu dalam menembus pertahanan sel manusia.
Para peneliti telah meninjau kembali hasil penelitian pada Juni 2020 usai melalui proses telaah (peer-review) ilmiah. Hasil revisi kemudian dinamai D614G yang menyatakan Covid-19 lebih menular tiga sampai enam kali lipat daripada yang asli pertama kali terdeteksi di Wuhan, China. Namun, kemampuan bermutasi penularan Covid-19 di luar lingkungan laboratorium masih belum ditentukan.
"Kami tidak memiliki hubungan, apakah seseorang berdampak lebih buruk dengan (ketegangan) ini atau tidak. Nampaknya virus itu bereplikasi lebih baik dan mungkin lebih menular," kata Fauci.