REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Kanye West maju pada pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2020 mulai diragukan sejumlah pihak. Keraguan itu menyeruak setelah terungkap sang rapper telah melewatkan beberapa tenggat pendaftaran.
Melansir NME, Senin (6/7), West tidak mendaftar sebagai kandidat independen di North Carolina pada 3 Maret, 11 Mei di Texas, dan 26 Mei di New York. Dia juga melewatkan tenggat waktu di Maine pada 1 Juni, New Mexico 25 Juni, dan Indiana yang mengharuskan kandidat independen mendaftar pada 30 Juni.
Namun, ia masih memenuhi syarat mendaftar di negara-negara bagian seperti Carolina Selatan, Florida, Missouri, Colorado dan Michigan di mana tenggat waktu jatuh pada Juli. Jalan West menjadi Presiden AS nampaknya tidak mudah. Ia harus mengalahkan presiden pejawat dari partai Republik Donald Trump dan kandidat calon presiden dari partai Demokrat. Dengan waktu kampanye yang singkat, ia juga harus bergerak cepat meraih suara pemilih di 50 negara bagian.
Suami Kim Kardashian itu mengumumkan rencananya menjadi presiden pada Hari Kemerdekaan AS. Melalui cicitan di Twitter, West sesumbar janji akan membangun masa depan yang adil jika terpilih menjadi presiden.
"Kita sekarang harus mewujudkan janji Amerika dengan mempercayai Tuhan, menyatukan visi kita dan membangun masa depan kita. Saya mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat," demikian kata West dibarengi dengan tagar #2020VISION.
Sejak cicitan itu, gelombang dukungan untuk pencalonan West berdatangan. Elon Musk bahkan memberikan dukungannya. "Anda mendapat dukungan penuh saya!" Kata Musk.
Pada 2019, West mengonfirmasi niatnya mencalonkan diri sebagai presiden di 2024 pada penampilannya di Fast Company Innovation Festival di New York. "Saya akan mencalonkan diri sebagai Presiden pada 2024," kata West kala itu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika