Jumat 03 Jul 2020 22:02 WIB

Coca-Cola Hentikan Produksi Minuman Sehat Odwalla

Produksi Odwalla dihentikan karena penjualan yang anjlok.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Coca-Cola Company menghentikan produksi merek minuman Odwalla karena penjualan terus mengalami penurunan (Foto: ilustrasi minuman Odwalla)
Foto: Flickr
Coca-Cola Company menghentikan produksi merek minuman Odwalla karena penjualan terus mengalami penurunan (Foto: ilustrasi minuman Odwalla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Coca-Cola Company menghentikan produksi merek minuman Odwalla karena penjualan terus mengalami penurunan. Minuman smoothie itu tidak lagi laku di pasaran, sebab preferensi konsumen telah bergeser ke minuman manis.

"Mengingat pasar yang berubah dengan cepat, terlepas dari segala upaya untuk mendukung produksi dan layanan pengiriman yang berkelanjutan, The Coca-Cola Company telah memutuskan untuk menghentikan merek Odwalla setelah 31 Juli 2020," kata juru bicara Coca-Cola seperti dilansir Today, Jumat (3/7).

Menurut juru bicara, keputusan tersebut diambil setelah melakukan evaluasi mendalam. Keputusan mengakhiri produksi juga dilakukan demi meningkatkan efisiensi dalam bisnis dan produksi.

Penghentian produksi menandai berakhirnya era bagi Odwalla yang telah ada sejak 1980. Coca-Cola membeli perusahaan tersebut sebesar 181 juta dolar AS pada Oktober 2001.

Setelah bergabung dengan Coca-Cola, Odwalla mencicipi gelombang kesuksesan di awal 2000-an karena banyak orang yang menggandrungi minuman buah dan sayuran segar. Namun, kala itu Odwalla juga pernah dikritik karena setiap kemasannya mengandung gula yang lebih tinggi daripada soda.

Sebotol smoothie Original merek Odwalla misalnya mengandung 50 gram gula, begitupun smoothie Mango Tango mengandung 58 gram gula. Angka ini lebih tinggi jika dibanding dengan satu kaleng Coca-Cola classic yang hanya mengandung 39 gram gula.

Pengecer akan menerima pengiriman Odwalla terakhir pada akhir Juli dan setiap inventaris yang tidak dibeli akan ditarik akhir Agustus. Penutupan Odwalla diperkirakan akan memengaruhi sebanyak 300 pekerjaan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement