Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Nielsen baru-baru ini merilis sebuah studi terbarunya terkait perubahan perilaku konsumen selama pandemi. Studi ini menemukan perbedaan perilaku konsumsi, gaya hidup, dan juga prioritas pengeluaran yang telah diadopsi konsumen selama beberapa bulan terakhir dan apa yang mereka rencanakan untuk dilanjutkan dalam situasi normal baru.
Dari sisi perilaku media, Nielsen TV Audience Measurement menunjukkan, periode pasca-Ramadan, pemirsa TV kembali pada kebiasaan mereka yang biasa menonton film, program serial, berita, informasi, dan program hiburan.
Baca Juga: Jangan Cuma Tarik Pajak Digital, Pemerintah Kudu Lindungi Konsumen Digital!
"Perilaku pemirsa TV mulai terlihat normal lagi, kembali ke masa sebelum 'bekerja dari rumah' karena pemirsa dewasa telah melanjutkan kegiatan normal mereka. Namun, penonton pemirsa usia sekolah (5-19 tahun) masih tinggi karena sekolah belum dibuka," kata Hellen Katherina, Direktur Eksekutif Nielsen Media Indonesia, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/7/2020).
Menjaga penonton yang bosan ini tetap terhibur selama lebih dari 20 jam sehari menjadi tantangan nyata bagi stasiun TV yang masih dalam pembatasan sosial untuk melakukan pengambilan gambar (shooting) untuk program baru. Tinggal di rumah selama 2,5 bulan juga melahirkan kegiatan siang hari yang baru. 9% konsumen mulai melakukan olahraga pagi hari, sementara sekitar 13% mulai mendengarkan musik, radio, dan podcast dari platform online.
Dalam hal perubahan konsumsi, kategori berkaitan dengan rekreasi, hiburan, dan makan di luar adalah salah satu pos pengeluaran yang terkena dampak langsung karena pergerakan aktivitas dibatasi. Sementara untuk Produk Cepat Habis / FMCG, segmen SES Upper dan Middle memiliki lebih banyak fleksibilitas untuk menggunakan anggaran belanja mereka pada kategori tersebut.
Di sisi lain, segmen SES Lower makin selektif pada kategori FMCG. Satu kesamaan di seluruh segmen SES adalah mereka memprioritaskan produk yang berkaitan dengan bahan memasak, susu, dan farmasi.
"Pada situasi normal baru, perilaku konsumen tidak sepenuhnya baru; kunci untuk mempertahankan konsumen jenis ini adalah menggabungkan sesuatu yang telah dilakukan sebelumnya dengan tren baru yang muncul ketika konsumen dihadapkan pada situasi pandemi," kata Dede Patmawidjaja, Managing Director Nielsen Connect Indonesia.
Konsumen mengubah prioritas pengeluaran untuk produk-produk terkait kesehatan yang dapat dimanfaatkan dalam strategi atau promosi merek. Para pemain industri dapat menggabungkan promosi antara kebutuhan dasar konsumen yang ada dengan produk-produk terkait kesehatan dengan harga lebih terjangkau. Selain itu, komunikasi reguler tidak hanya di media konvensional, tetapi juga pada platform digital yang masih terus bertumbuh harus dipertimbangkan oleh pemilik merek.