Jumat 03 Jul 2020 03:33 WIB

WHO: Merokok Tingkatkan Risiko Keparahan Covid-19

WHO mencatat bahwa perokok mewakili hingga 18 persen pasien Covid-19.

Rep: Puti Almas/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, merokok dapat meningkatkan risiko penyakit yang parah, termasuk dalam infeksi virus corona jenis baru. Dalam ringkasan ilmiah yang diterbitkan pekan ini, sebanyak 34 studi tentang hubungan antara merokok dan penyakit tersebut ditinjau.

Secara khusus, risiko lebih tinggi terjadi pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Termasuk dalam kemungkinan tingkat keparahan penyakit infeksi virus ini, serta kematian. 

WHO mencatat bahwa perokok mewakili hingga 18 persen pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Badan PBB tersebut juga mengatakan tampaknya ada hubungan yang signifikan mengenai pasien merokok dan tingkat keparahan penyakit yang mereka derita.

Pada April, para peneliti dari Prancis merilis sebuah studi kecil yang menunjukkan bahwa perokok memiliki risiko lebih kecil untuk terkena corona. Saat itu, tim berencana untuk menguji patch nikotin pada pasien dan petugas kesehatan. 

Tetapi, kemudian temuan mereka dipertanyakan oleh banyak ilmuwan, itu mengacu pada kurangnya data definitif . WHO mengatakan, bukti yang ada menunjukkan bahwa merokok dikaitkan dengan peningkatan keparahan penyakit dan kematian pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. WHO pun merekomendasikan agar perokok berhenti dari kebiasaan tersebut. 

Sejak Desember 2019, virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, Cina. Sejak saat itu, virus terus menyebar secara global.

Berdasarkan data Worldometers hingga Kamis (2/7) terdapat 10.833.111  kasus Covid-19 dan 519.571 kematian di seluruh dunia. Sementara, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh adalah 6.052.011 orang.

Bagi banyak orang, Covid-19 hanya menimbulkan gejala ringan atau sedang, seperti demam dan batuk. Tetapi, sebagian lainnya, terutama orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang dengan masalah kesehatan yang telah ada sebelumnya, infeksi virus dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah, termasuk pneumonia, bahkan kematian.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement