REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hutan hujan adalah sumber kehidupan untuk makhluk hidup dan penyeimbang iklim dunia. Di tengah pandemi Covid-19 ancaman terhadap kerusakan hutan dan keberlangsungan masyarakat adat terus terjadi.
Masyarakat adat rentan terhadap virus corona karena kekebalan tubuh mereka lebih rendah terhadap penyakit dan kurangnya akses kesehatan yang memadai. Dalam rangka Hari Hutan Hujan Dunia, pada 22 Juni, Rainforest Foundation didukung Yayasan EcoNusa mengajak masyarakat untuk ikut berkontribusi terhadap keberlangsungan hutan hujan di dunia melalui konser virtual SOS Rainforest Live.
Konser yang akan menghadirkan musisi-musisi kelas dunia dilakukan untuk mendukung perjuangan masyarakat adat melawan pandemi dan melindungi hutan hujan di dunia, termasuk di Indonesia. Musisi Indonesia, Slank dan Iwan Fals turut serta memeriahkan konser yang menghadirkan Sting dan Scorpions itu.
Bustar Maitar, CEO Yayasan EcoNusa, mengatakan hutan hujan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, antara lain manfaat ekonomi, sosial-budaya, dan ekologi. Keberadaan hutan hujan di dunia, salah satunya di Papua, perlu dilindungi.
"Karena itu, konser ini mengajak masyarakat dunia berkontribusi memberikan dukungan bagi masyarakat adat untuk melawan ancaman yang sedang terjadi, yakni Covid-19 dan perusakan hutan hujan,” ujar Bustar.
Konser ini merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap kondisi dan ancaman yang sedang dihadapi masyarakat adat dalam menjaga hutan hujan sebagai sumber kehidupannya. Karena itu, semua musisi yang terlibat di SOS Rainforest Live tampil secara sukarela, tanpa dibayar.
Slank menilai walaupun deforestasi di Indonesia terus menurun, namun usaha untuk menjaga keberlangsungan hutan tidak boleh menurun. Hutan di Indonesia, terutama Indonesia Timur, adalah benteng terakhir hutan di Indonesia.
"Di saat pandemi, kita berharap hutan bisa istirahat. Tapi pada kenyataannya, luasan hutan-hutan di dunia terus menyusut. Penebangan hutan tiada henti," ujar Kaka, vokalis Slank.
Kaka menyebutkan hutan Indonesia adalah salah satu benteng
terakhir. Masyarakat adat berdiri paling depan untuk menjaga benteng tersebut.
Dengan adanya konser virtual ini, diharapkan publik dapat berpartisipasi dalam bentuk donasi yang akan diberikan langsung untuk memobilisasi bantuan pandemi Covid-19 kepada masyarakat adat terdampak dan juga untuk mempertahankan hutan hujan dunia.