REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Beberapa negara telah membuka kembali akses penerbangan internasional mereka untuk pariwisata. Hal ini dilakukan karena pembatasan penguncian akibat pandemi Covid-19 di seluruh dunia mulai mereda.
Meski pembatasan belum sepenuhnya dicabut, beberapa negara secara terbatas mendorong pariwisata untuk kembali berjalan. Aspek pariwisata dinilai penting bagi negara.
Hal ini disebabkan ketika ekonomi global telah dihantam oleh pandemi, banyak industri khususnya pariwisata juga ikut terpukul.
Dilansir di The Jerusalem Post, beberapa negara di sekitar Israel yang membuka aspek pariwisatanya adalah Mesir, Uni Emirat Arab, Turki, Yunani dan Siprus.
Pariwisata merupakan sumber utama ekonomi Mesir, yang menghasilkan pendapatan bulanan sekitar 1 miliar dolar AS. Langkah-langkah pencegahan pandemi Covid-19 perlahan dilonggarkan.
Meski demikian, pemerintah masih memberlakukan aturan wajib mengenakan masker wajib dan pemberlakuan jam malam sejak pukul 8 malam hingga jam 5 pagi.
Menurut juru bicara kabinet, Nader Saad, rencana pemerintah saat ini adalah memungkinkan penerbangan internasional masuk mulai 1 Juli.
"Sejumlah maskapai penerbangan global telah menyatakan kesediaan untuk melanjutkan penerbangan ke Mesir pada bulan Juli, dan sebagai hasilnya kami sedang mempertimbangkan untuk memulai kembali penerbangan internasional secara bertahap yang dimulai pada akhir bulan ini dan pada setengah pertama bulan Juli," ucap Nader Saad dikutip di //The Jerussalem Post//, Ahad (21/6).
Negara Turki berada dalam situasi yang sama berkaitan dengan pendapatan. Jumlah pendapatan pariwisata negara tersebut sebesar 3,45 miliar dolar AS pada tahun 2019. Mereka saat ini berencana untuk mulai menerima pelancong internasional pada akhir Juni.
Aturan pembatasan yang dikeluarkan UEA, mencakup program sanitasi nasional, jam malam di tujuh emirat, serta penutupan 24 jam di Dubai yang mengharuskan penduduk mendapatkan izin polisi untuk meninggalkan rumah mereka, juga secara bertahap dicabut.
Hotel di seluruh negeri dibuka untuk wisatawan domestik, meskipun di bawah beberapa pembatasan ketat. Beberapa restoran dan pusat perbelanjaan telah dibuka kembali selama pelanggan mengikuti peraturan sosial yang ketat dan menjaga sanitasi.
Saat ini, bandara utama negara itu dibuka kembali untuk penerbangan lanjutan. Meski demikian, maskapai yang berbasis di UEA akan memulai jadwal penerbangan dalam beberapa minggu mendatang.
Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Direktur Jenderal Departemen Pemasaran dan Pemasaran Perdagangan Dubai, Helal Al Marri, menyatakan harapannya jika para wisatawan dapat kembali pada bulan Juli atau September.
Siprus adalah negara terkenal lainnya yang membuka kembali perbatasannya untuk turis. Negara ini telah membuka kembali hotel dan perjalanan udara internasional.
Hanya wisatawan dari negara yang dipilih secara khusus yang akan diizinkan masuk, dan daftar beberapa negara yang akan diberikan akses.
Negara pertama yang disahkan adalah Israel, Yunani, Malta, Hongaria, Slovakia, Jerman, Lithuania, Bulgaria, Austria, Slovenia, Denmark, Norwegia, dan Finlandia. Selain itu, negara Swiss, Polandia, Rumania, Estonia, Kroasia dan Republik Ceko disetujui kemudian pada 20 Juni.
Menurut CNN, akan ada 23 negara tambahan lain yang diberi otorisasi dalam beberapa bulan mendatang. Namun, aturan pembatasan masih diberlakukan.
Para pelancong membutuhkan sertifikat yang membuktikan bahwa mereka dites negatif untuk virus tersebut. Mereka juga perlu menyerahkan pemeriksaan suhu pada saat kedatangan dan secara acak dilakukan selama mereka menginap. Langkah-langkah lain yang perlu dipatuhi adalah sanitasi dan jaga jarak sosial.
Wisatawan tidak perlu khawatir akan dideportasi dan terdampar tanpa uang seandainya mereka dinyatakan positif saat berlibur. Menurut surat yang dibagikan dengan CNN, Siprus telah berjanji untuk sepenuhnya menutup biaya bagi wisatawan yang dinyatakan positif di negara itu.
Dalam surat itu ditetapkan bahwa pemerintah akan membayar biaya penginapan, makanan, minuman dan obat-obatan. Negara juga telah mendirikan rumah sakit dengan 100 tempat tidur untuk wisatawan dan hotel dengan 500 kamar untuk keluarga pasien.
"Pelancong hanya perlu menanggung biaya transfer bandara dan penerbangan repatriasi, bekerja sama dengan agen dan atau maskapai penerbangan mereka," kata surat itu.
Dorongan untuk melanjutkan pariwisata ini masuk akal, mengingat industri pariwisata berkontribusi hingga 15persen dari ekonomi Siprus. Selain itu, wilayah kni membentuk hampir 20persen dari ekonomi Yunani, serta menjadi sumber satu dari setiap lima pekerjaan.
Negara ini telah mempertahankan jumlah total kasus positifnya ke titik rendah karena tindakan penguncian ketat yang diterapkan sejak awal pandemi ini. Wisatawan dari sekitar 30 negara akan segera diizinkan memasuki negara tanpa diuji pada saat kedatangan atau melalui proses karantina.
Salah satu negara yang diizinkan adalah Israel. Kebijakan ini diambil dan menjadi bagian utama dari kunjungan baru-baru, yang dilakukan antara Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dalam pertemuan itu, Netanyahu menjelaskan betapa pentingnya pariwisata, serta hubungan ekstensi bagi kedua negara.
"Lebih dari satu juta orang Israel pergi ke Yunani setiap tahun. Ini adalah ekspresi cinta orang Israel terhadap Yunani," kata Netanyahu.
Ledua perdana menteri telah mengumumkan jika tangg 1 Agustus akan menjadi tanggal final untuk memulai kembali pariwisata antara kedua negara tergantung pada jumlah kasus.
Negara-negara lain yang akan membuka kembali pintu pariwisata mereka adalah Spanyol, Italia, Aruba, Malta, Portugal, Thailand, Jerman, Meksiko, Maladewa, St. Lucia, Jamaika, Islandia, Bali, Prancis dan Georgia.