Ahad 14 Jun 2020 20:50 WIB

Lidah Anak Mengkilap, Pertanda Anemia Berat

Waspadai gejala anemia berat pada anak.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Pada anak sehat, lidah akan tampak memiliki bintil-bintil. Anak yang anemia berat lidahnya akan tampak mengkilap, hilang bintil-bintilnya.
Foto: Pixabay
Pada anak sehat, lidah akan tampak memiliki bintil-bintil. Anak yang anemia berat lidahnya akan tampak mengkilap, hilang bintil-bintilnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah anak Anda pucat, berat badan sulit naik, dan tidak nafsu makan? Apakah dia juga lemas, cepat lelah, lesu dan sering mengantuk?

Waspada bila tanda-tanda tersebut muncul karena gejala tersebut merupakan tanda anemia pada anak. Demikian pula jika mereka sulit konsentrasi, daya ingat rendah, dan kecerdasan menurun.

Baca Juga

"Kalau sudah stadium berat atau lebih parah, gejala lain bisa dilihat di lidah, lidah terlihat mengkilap," jelas Dr dr Novie Amelia Chozie SpA(K).

Lidah memiliki bintil-bintil yang merupakan ujung-ujung saraf indera perasa. Pada anak yang mengalami defisiensi besi, bintil itu bisa hilang.

"Zat besi juga berfungsi membantu saraf," jelas Novie yang merupakan dokter spesialis anak.

Gejala lain defisiensi besi yang berat adalah kuku sendok. Novie menjelaskan sebagian besar penyebab anemia adalah kekurangan zat besi, yakni bahan baku penting untuk membentuk hemoglobin (Hb).

Selain itu, kekurangan zat besi akan menyebabkan anak mudah mengalami infeksi berulang, misalnya anak seing batuk pilek. Karena ada gangguan imunitas, enzim untuk kekebalan tubuh tidak terbentuk.

Zat besi juga merupakan elemen penting dalam perkembangan otak. Novie menjelaskan, kekurangan zat besi bisa memicu gangguan emosional, kognitif, dan gangguan perilaku dan mental.

Dalam pertumbuhan anak, kekurangan zat besi bisa membuat oksigenasi ke seluruh tubuh berkurang. Alhasil, nafsu makan berkurang, mudah alami infeksi, dan gangguan pembentukan sel tubuh. Ujungnya, berat badan sulit naik dan tinggi badan juga kurang (stunting).

Zat besi juga sangat diperlukan dalam pembentukan selubung sel saraf otak yang dibutuhkan dalam komunikasi antar sel otak. Zat besi juga dibutuhkan untuk neurotransmitter atau zat yang diperlukan untuk komunikasi sel saraf otak satu dan lainnya. Kekurangan zat besi akan berpengaruh pada gangguan kognitif.

"Ada penelitian bahwa IQ pada anak-anak yang kekurangan zat besi akan lebih rendah dibanding anak-anak yang zat besinya normal. Otomatis memengaruhi prestasi sekolah yang kurang baik. Demikian juga pada konsentrasi dan memori," ujarnya.

Kekurangan zat besi pada remaja juga bisa berdampak buruk. Normalnya pada remaja terjadi pacu tumbuh kedua setelah masa bayi dan balita.

Laju pertambahan tinggi badan terjadi selama masa remaja. Kalau remaja kekurangan zat besi maka laju pertumbuhan tinggi berkurang.

Demikian dengan kemampuan verbal atau bahasa, memori, konsentrasi, dan kemampuan olahraga karena daya tahan otot rendah kalau kurang zat besi. Memori pengenalan, memori jangka panjang juga menurun.

Pada remaja putri, kekurangan zat besi yang tidak dikoreksi. Kelak ketika sudah menikah dan punya anak, mereka berisiko melahirkan bayi berat badan rendah dan prematur.

"Dampaknya sangat banyak ketika anak kekurangan zat besi," kata Novie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement