REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Italia kembali membuka diri untuk turis asing dari Eropa sejak Rabu (3/6). Italia yang telah memberlakukan lockdown selama hampir tiga bulan tercatat mengalami resesi terburuk sejak Perang Dunia II. Karenanya, menarik turis asing menjadi salah satu upaya Italia untuk bangkit.
"Datanglah ke Calabria. Hanya ada satu risiko: Anda akan menjadi gemuk," demikian kata Gubernur Calabria, Jole Santelli sebagai bagian dari upayanya menarik wisatawan ke wilayah selatan Italia.
Bandara Leonardo da Vinci di Roma dijadwalkan bakal melayani ribuan penumpang pada Rabu. Pertemuan mengharukan juga mulai terjadi di bandara tersebut. Salah seorang warga Italia Andrea Monti terlihat memeluk kekasihnya, Katherina Scherf yang baru sampai di Italia setelah terbang dari Duesseldorf, Jerman.
"Kami belum pernah bertemu satu sama lain sejak sebelum pandemi," kata Monti seperti dikutip dari Fox News, Kamis (4/6).
Penerbangan internasional di tiga kota utama yaitu Milan, Roma, dan Napoli juga akan segera dibuka. Hari Republik, hari libur nasional Italia yang diperingati pada Selasa, biasanya mengawali musim pariwisata domestik musim panas yang sibuk.
Namun tempat-tempat wisata di kota-kota besar Italia biasanya mengandalkan turis asing untuk pendapatan mereka. Misalnya, sebagian besar turis asing akan berkunjung ke Menara Pisa dan menyusuri kanal Venesia dengan Gondola.
Para pecinta biasanya berpose bak Romeo dan Juliet di atas gondola. Sementara gladiator bisa berselfie di Colosseum Roma. Namun demikian, langkah Italia untuk membuka lockdown menjadi perhatian negara Eropa lainnya. Mereka menilai langkah Italia terlalu dini dan tidak terencana.
Dalam fase terakhir dari pelonggaran lockdown, Italia menjadi negara Eropa pertama yang sepenuhnya membuka perbatasan internasionalnya pada Rabu, dengan menjatuhkan persyaratan karantina 14 hari bagi turis. Italia juga memulai kembali layanan kereta cepat antar wilayah untuk pertama kalinya sejak awal Maret.