Rabu 03 Jun 2020 18:08 WIB

Raffi Ahmad Keluhkan Tingginya Biaya Listrik, Ini Kata PLN

Token listrik senilai Rp 1 juta hanya cukup untuk dua hari di rumah Raffi Ahmad.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Qommarria Rostanti
Raffi Ahmad
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Raffi Ahmad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Artis Raffi Ahmad dan Nagita Slavina mengeluhkan tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian token listrik di kediamannya. Pasangan suami istri ini harus merogoh kocek Rp 1 juta untuk pembelian token listrik yang hanya cukup untuk pemakaian dua hari. Dalam sebulan, mereka menghabiskan dana sekitar Rp 17 juta untuk biaya listrik.

Tidak hanya biayanya yang mahal, listrik di rumah Raffi pun sering turun. Setelah menyampaikan keluhan ke PLN, Raffi dan Gigi akhirnya mengetahui penyebab tingginya biaya pembelian token listrik di rumahnya dan alasan listriknya yang sering turun.

Pada Rabu (3/6), petugas PLN datang dan bertemu langsung dengan Raffi dan Nagita yang berlokasi di Green Andara Residence. Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Ciputat, Sigit Arimurti, mengatakan, besar biaya konsumsi listrik untuk daya listrik yang dimiliki oleh pelanggan masih berada dalam batas wajar. Apalagi, Gigi juga menyebutkan ada banyak peralatan elektronik di rumahnya, seperti kulkas yang jumlahnya 10 buah.

Sigit menyebut tingginya biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan atas nama Raffi Ahmad dengan daya listrik 33 ribu VA atau 33 kVA disebabkan beban pemakaian listrik atau konsumsi listrik yang tinggi juga. "Bisa jadi dikarenakan banyak peralatan elektronik atau penggunaan beberapa alat elektronik dengan daya yang besar," ujar Sigit dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/6).

Dia mengatakan, untuk mengatasi kendala terkait token listrik yang harus diinput berkali-kali, pelanggan disarankan membeli token listrik sejumlah pemakaian selama sebulan. Selanjutnya, petugas PLN yang datang ke rumah Raffi juga memeriksa panel listrik untuk mengatasi listrik yang sering turun alias jepret. Berdasarkan hasil dari pemeriksaan tersebut, petugas menemukan bahwa listrik rumah Raffi sering turun karena alat bernama MCB (miniature circuit breaker) pada panel listrik pelanggan overload akibat pembagian beban listrik yang tidak merata.

Karena batas kewenangan PLN untuk pasokan listrik pelanggan hanya sampai ke kWh meter, petugas PLN merekomendasikan pasangan tersebut untuk menghubungi instalatur resmi yang tersertifikasi dan terdaftar dalam Asosiasi Kontraktor Listrik untuk melakukan perbaikan pada instalasi rumah pelanggan.

Raffi berterima kasih kepada PLN dan PLN Ciputat. "Saya merasakan PLN sudah luar biasa memberikan suplai yang luar biasa. Di tempat saya (sudah) tidak ada masalah sama sekali. Saya juga mengingatkan kepada semuanya tetap gunakan listrik dengan bijaksana," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement