Rabu 03 Jun 2020 11:06 WIB

Anak Bertanya Soal Rasisme, Bagaimana Menjawabnya?

Kasus George Floyd menjadi topik berat yang harus dijelaskan orang tua pada anaknya.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
 Warga Australia ikut serta dalam aksi unjuk rasa memprotes kematian warga kulit hitam Amerika Serikat George Floyd di tangan polisi Minneapolis, di Sidney, Selasa (2/5).
Foto: EPA-EFE/STEVAN SAPHORE
Warga Australia ikut serta dalam aksi unjuk rasa memprotes kematian warga kulit hitam Amerika Serikat George Floyd di tangan polisi Minneapolis, di Sidney, Selasa (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bagi banyak orang tua, berbicara kepada anak-anak mereka tentang protes di Amerika Serikat setelah kematian George Floyd mungkin tampak menakutkan. Rasisme, kebrutalan polisi, dan pembangkangan sipil adalah topik besar yang mungkin dihindari oleh beberapa orang tua. Namun, para ahli mengatakan itu penting untuk dibicarakan dengan anak.

"Tidak membicarakannya justru mengirimkan pesan bahwa mungkin apa yang anak-anak rasakan tidak benar," kata Dr Jacqueline Dougé, dokter anak dari Maryland dan seorang penulis dari American Academy of Pediatrics (AAP).

Baca Juga

Menghindari membicarakan tema-tema sulit juga mengirimkan pesan bahwa anak tidak akan bisa terbuka kepada orang tuanya ketika tiba saatnya untuk berurusan dengan percakapan yang sulit dan masalah-masalah sulit. Dougé mengatakan, orang tua perlu membantu anak-anaknya mengarahkan mengenai realitas.

photo
Warga Australia ikut serta dalam aksi unjuk rasa memprotes kematian warga kulit hitam Amerika Serikat George Floyd di tangan polisi Minneapolis, di Sidney, Selasa (2/5). - (EPA-EFE/JAMES GOURLEY )

Menurut Dougé, melakukannya secara transparan dapat meningkatkan hubungan anak-orang tua. Ia mengingatkan bahwa anak-anak mencari orang tuanya untuk menyaring dunia bagi mereka.

"Adalah tanggung jawab orang tua untuk membantu mereka memahami dunia dan dunia bisa menjadi tempat yang besar dan menakutkan tanpa ada yang bisa membantu," kata Dr Nia Heard-Garris, ketua dari bagian AAP tentang kesehatan minoritas, ekuitas, dan inklusi, seperti dilansir laman Today, Rabu (3/6).

Heard-Garris mengatakan, untuk memiliki hubungan yang tahan lama dan abadi. Memelihara kejujuran dengan anak-anak Anda ​​adalah sangat penting.

Menurut Heard-Garris, terkadang orang tua menghindar dari suatu topik karena mereka mungkin tidak memahaminya dengan baik. Tetapi mengakui bahwa ayah dan ibu belum paham justru menunjukkan kepada anak-anak bahwa orang tua adalah manusia dan mereka bersedia mencarikan jawabannya untuk anak.

"Tidak apa-apa untuk tidak tahu bagaimana membicarakan (suatu topik) dan tidak tahu harus berkata apa," kata Dougé.

Orang tua, menurut Dougé, harus percaya bahwa mereka bisa memenuhi kebutuhan anak-anak untuk memahami sesuatu. Ia meyakinkan para ayah dan ibu bahwa merekalah orang yang paling kenal putra-putrinya.

"Kita ahli dalam mengetahui sejauh apa mereka bisa memahami, kapan waktu yang tepat untuk berbicara," kata Heard-Garris.

Diam ketika ditanya bisa memberi anak pandangan yang tidak realistis. Jika ayah dan ibu menghindari untuk membahas hal yang ditanyakan anak, pesan yang kita berikan kepada anak-anak kita adalah rasisme tidak ada dan ras tidak ada.

"Rasisme memang ada, sangat penting untuk membicarakannya." kata psikoterapis Annette Nunez.

Penelitian menunjukkan bahwa bahkan balita memerhatikan perbedaan rasial, sehingga anak-anak mencernanya jauh sebelum banyak orang tua memikirkan untuk membahasnya. Dengan anak-anak kecil, buku dan mainan bisa menjadi alat yang baik untuk membantu mengenali dan merayakan perbedaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement