Kamis 28 May 2020 16:14 WIB

Bali Berpotensi Jadi Proyek Percontohan Pembukaan Wisata

Destinasi wisata yang dibuka kembali yaitu yang mempunyai penanganan baik Covid-19.

Salah satu wisata di Bali (ilustrasi).
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Salah satu wisata di Bali (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Wishnutama Kusubandio mengatakan butuh sekitar satu bulan untuk mempersiapkan tatanan baru di suatu lokasi pariwisata. Waktu satu bulan tersebut dimulai dari saat destinasi wisata dibuka pascapandemi Covid-19.

"Berapa lama persiapan, tergantung ke daerah masing-masing, kalau saya hitung-hitung sederhana kurang lebih persiapan pelaksanaan tahapan-tahapan itu kurang lebih satu bulan dari hari dikatakan oke," kata dia di kantornya di Jakarta, Kamis (28/5).

                               

Wishnutama menyampaikan hal itu seusai mengikuti rapat terbatas dengan tema "Tatanan Normal Baru di Sektor Pariwisata yang Produktif dan Aman Covid-19" yang dipimpin Presiden Joko Widodo. Dalam rapat tersebut, Jokowi meminta adanya protokol tatanan normal baru di sektor pariwisata yang menjawab isu utama pergeseran isu pariwisata ke isu health (kesehatan), hygine (kebersihan), safety (keselamatan), serta security (keamanan) baik di transportasi, hotel, restoran, hingga area-area wisata.

                                                           

Dia menyebut, pemerintah sudah mempersiapkan sejumlah infrastruktur pendukung pariwisata seperti bandara, pelabuhan, hingga ekonomi kreatif. Namun saat ini, pemerintah fokus menggarap wisatawan domestik.

Dia menyebut, pada saat nanti bisa dibuka kembali, Kemenparekraf sudah berkoordinasi dengan Garuda. "Untuk mempersiapkan berbagai macam paket-paket termasuk dengan hotel-hotel wisata dengan harga yang sangat menarik," ujar Wishnutama.

Dia mengatakan, agar destinasi wisata dapat dibuka dengan aturan normal baru, harus ada pelaksanaan ketat dari prosedur operasional standar di bandara, hotel, maupun lokasi wisata. Jika ada yang tidak mematuhinya, pemerintah sudah menyiapkan sanksi.

                               

"Kalau perlu izin dicabut bila tidak mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan," ujarnya.

Wishnutama mengakui, segala sesuatu terkait pembukaan kembali pembukaan destinasi wisata perlu disiapkan detail dan hati-hati. "Perlu tahapan-tahapan yang diperhatikan sehingga saatnya mulai dibuka secara bertahap akan menciptakan confidence (keyakinan) karena strategi promosi kita adalah bagaimana ada confidence," kata dia.

Wishnutama tidak menjelaskan daerah mana yang akan dijadikan pilot project sebagai kawasan wisata pertama yang akan dibuka dengan aturan normal baru. Yang jelas, destinasi wisata yang dibuka kembali yaitu yang mempunyai penanganan Covid-19 baik sesuai laporan gugus tugas.

"Bali adalah salah satu provinsi yang sangat baik penanganannya sampai saat ini, jadi berpotensi-lah, tapi sekali lagi ini harus berkoordinasi dengan kepala daerah dan bupati/wali kota masing-masing," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement