VIVA – Kata ‘new normal’ atau kenormalan baru sedang ramai dibincangkan. Hal itu, dinilai seabagai sebuah hal yang harus disiapkan oleh masyarakat untuk tetap beraktivitas di tengah pandemi virus corona.
Hal itu buat aktris Atiqah Hasiholan bingung. Ia merasa ada hal yang tidak tepat dengaan kata 'new normal'.
"Saya bingung dengan kata New Normal terkait dengan kehidupan bersosial dan kontak fisik terhadap manusia. Jadi ketika pandemi udah usai namanya apa? No this is not normal, this is just a transition untuk kembali ke kehidupan normal," tulis Atiqah dalam akun instagramnya.
Menurut Atiqah, pemilihan kata berkaitan erat dengan priskologis manunsia. Maka normal adalah sesuatu yang bisa diterima. Sementara itu, Atiqah yakin, masyarakat masih ingin berjuangan agar bisa hidup normal seperti dahulu.
Atiqah menolak jika unggahannya tersebut dinilai mengritik pemerintahan Indonesia. Belum lagi ada warganet yang menyebur Atiqah sebagai penganut teori konspirasi. Atiqah mempertegas maksud unggahannya tersebut.
"Yang pada comment saya seolah mengkritik pemerintah coba deh pelajarin dulu, New Normal itu dipakai di seluruh dunia. Bukan, bukan, pasti kalian mau comment saya penganut conspiracy deh..Ilmu saya belum sampai ke situ. Saya cuma mempertanyakan kaitan pengunaan kata dengan psikologis manusia," tulisnya.
Atiqah pun secara tegas menolak hidup normal seperti keadaan saat ini. Ia meyakini, keadaan saat ini atau dalam waktu dekat merupakan transisi untuk beralih ke kehidupan seperti sedia kala.
Baca juga: Ratna Sarumpaet Bebas, Atiqah Hasiholan: Sebagai Anak Saya Happy-lah?
"Ini ape sih yang masih ngait2in sama pemerintah? Ini hanya KATA, sama aja dari SOCIAL DISTANCING yg kemudian diganti jadi PHYSICAL DISTANCING. Contoh simple: Saya ga mau ketika anak saya tidak dapat memeluk keluarganya atau teman temannya dengan penjelasan, "ini NEW NORMAL sayang". Saya lebih memilih untuk bilang "Sabar ya sayang, everything is going back to be normal, this is just a transition."," tulisnya.
Atiqah menjeda unggahannya tersebut, karena beberapa orang salah tangkap dengan maksud dan tujuannya. Atiqah tidak mengkritik penerapan atau pemerintah, hanya saja penggunaan kata 'new normal' tersebut.