Jumat 15 May 2020 15:47 WIB

Sepertiga Pasien Covid-19 di AS Alami Cedera Ginjal

Sebanyak 15 persen pasien cedera ginjal memerlukan cuci darah.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
ilustrasi Penyakit Gagal Ginjal
Foto: . EPA / ANGELIKA WARMUTH
ilustrasi Penyakit Gagal Ginjal

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO — Lebih dari sepertiga pasien yang dirawat karena infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) di New York, Amerika Serikat (AS) dilaporkan mengalami cedera ginjal akut. Selain itu, berdasarkan studi yang dilakukan tim peneliti dari Northwell Heath, diketahui hampir 15 persen memerlukan cuci darah.

“Kami menemukan dari 5.499 pasien COVID-19 , sebanyak 36,6 persen mengalami cedera ginjal akut,” ujar Kenar Jhaveri, rekan penulis peneltiian sekaligus kepala nefrologi di Hofstra / Northwell di Great Neck, New York.

Baca Juga

Cedera ginjal akut terjadi ketika ginjal gagal dan menjadi tidak dapat menyaring racun. Jhaveri mengatakan, pasien-pasien dengan gagal ginjal, 14,3 persen memerlukan dialisis.

Beberapa kelompok peneliti sebelumnya pernah mencatat peningkatan tingkat gagal ginjal di antara pasien covid-19. Jhaveri dan rekannya mulai menghitung dengan menyisir catatan medis dari 5.449 pasien yang dirawat di rumah sakit antara 1 Maret dan 5 April.

Dari sana, tim Jahveri menemukan bahwa gagal ginjal terjadi sejak awal, dengan 37,3 persen pasien covid-19 tiba di rumah sakit dalam kondisi tersebut atau terjadi dalam 24 jam pertama sejak dirawat. Dalam banyak kasus, gagal ginjal ditemukan saat pasien mengalami gejala infeksi virus corona jenis baru yang parah dan perlu memakai ventilator, sebagai alat bantu pernapasan.

Di antara lebih dari 1.000 pasien yang perlu ditempatkan dengan ventilator, sekitar 90 persen mengalami gagal ginjal akut. Jumlah ini dibandingkan dengan 21,7 persen dari 925 pasien yang mengembangkan kondisi tetapi tidak membutuhkan bantuan pernapasan mekanis.

Jhaveri mengungkapkan pasien yang sakit parah sering kali mengalami gagal ginjal karena kondisinya semakin parah. Ia mengatakan bahwa ini tidak spesifik untuk covid-19, namun terkait dengan seberapa parah kondisi pasien.

Namun demikian, mengetahui proporsi pasien yang berisiko untuk kondisi tersebut dapat membantu rumah sakit dalam menyiapkan berbagai peralatan medis dan staf yang dibutuhkan untuk menghadapi potensi lonjakan kasus covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement