Kamis 14 May 2020 19:46 WIB

Penonton Televisi Meningkat Selama Ramadhan Tahun Ini

Penonton televisi meningkat pesat saat sahur dibandingkan Ramadhan sebelumnya.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
Penonton televisi meningkat pesat saat sahur dibandingkan Ramadhan sebelumnya (Foto: ilustrasi menonton televisi)
Foto: StockPhoto
Penonton televisi meningkat pesat saat sahur dibandingkan Ramadhan sebelumnya (Foto: ilustrasi menonton televisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan kali ini berbeda karena pandemi Covid-19. Anjuran tetap berada di rumah selama Ramadhan ternyata berpengaruh terhadap media televisi. Pandemi selama Ramadhan membuat jumlah penonton televisi mengalami kenaikan.

"Pada Ramadhan tahun ini, kepemirsaan TV menunjukkan tren yang lebih tinggi, dipicu beberapa hal di antaranya meningkatnya jumlah pemirsa yang mencapai empat kali lipat atau bertambah 372 persen saat sahur hingga pagi, yaitu pukul 02.00 sampai 05.59," kata Executive Director Nielsen Media, Hellen Katherina, dalam media briefing Nielsen, Rabu (13/5).

Baca Juga

Sebelumnya, Nielsen melakukan prediksi kepemirsaan televisi selama Ramadhan 2020. Data prediksi ini berasal dari penggabungan antara data kepemirsaan work from home selama 15 Maret sampai 23 April dan data kepemirsaan televisi selama Ramadhan tahun lalu.

Pada data prediksi menunjukkan bahwa kenaikan kepemirsaan terjadi pada saat sahur yakni pukul 03.00 sampai pukul 04.00, dan pada saat primer yakni pada pukul 19.00 sampai pukul 21.00. Prediksi itu juga didasari adanya anjuran untuk shalat tarawih di rumah saja, di mana hal itu membuat kegiatan shalat pun menjadi lebih fleksibel untuk dijalankan.

"Setelah lebih dari 10 hari di masa Ramadhan, kita melihat hasil aktualnya ternyata di jam sahur angkanya lebih tinggi lagi dibandingkan sahur di periode Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Ini adalah sahur tertinggi dengan rating 18 persen," jelas Hellen.

Dari data yang dijabarkan Hellen, angka kepemirsaan langsung turun drastis setelah sahur usai yaitu pukul 05.00. Angka aktual dari kepemirsaan dari sejak pukul 06.00 pagi hingga pukul 12 siang pun lebih rendah daripada angka prediksinya, dengan rating tertinggi 16,5 persen.

Memasuki jam berbuka puasa seperti pada pukul 18.00, angka kepemirsaan meningkat lagi sampai rating 27 persen. Sementara pada pukul 19.00 angka itu turun sekejap namun meningkat lagi ke raring 26,7 persen pada pukul 20.00.

"Di jam prime time ternyata tetap mengalami penurunan dari prediksi kami. Beberapa pengamatan di lapangan, kami melihat masih banyak masyarakat yang tetap melakukan ibadah tarawih di masjid di daerah tempat tinggal masing-masing," tutur dia.

Sebelum Ramadhan, yakni pada saat dimulainya anjuran tetap di rumah saja, Nielsen mencatat ada tren peningkatan kepemirsaan televisi. Mereka mencatat kenaikan itu mencapai 12 persen.

Mereka menggunakan data 11 Februari sampai 15 Maret menjadi data sebelum adanya anjuran tetap di rumah. Sementara, untuk data setelah adanya anjuran, mereka menggunakan data 16 Maret hingga 11 April. Hasilnya, ada kenaikan kepemirsaan televisi dari mulai pukul 06.00 pagi dan mencapai puncaknya pada sekitar pukul 20.00 dengan rating 26,5 persen.

Nielsen menggunakan data pemantauan sindikasi Nielsen dalam pemirsa televisi yang dilaporkan berdasarkan perangkat people meter yang dipasang di panel rumah tangga. Cakupannya mencapai 11 kota, di mana sampelnya diproyeksikan ke dalam populasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement