REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Sarinah Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa memaparkan sejumlah perubahan dari renovasi gedung. Salah satu yang akan dibangun adalah experience zone yang memberi kesempatan bagi masyarakat untuk melihat budaya Indonesia lebih dekat, baik dari segi pariwisata, sejarah, permainan tradisional hingga kuliner.
"Jadi masyarakat tidak hanya berbelanja ke toko, tetapi juga menikmati kuliner nusantara, permainan tradisional yang mulai dilupakan sampai gimana cara membatik, akan kita hadirkan," kata Ngurah Yasa pada web seminar di Jakarta, Kamis (14/5).
Ngurah Yasa menjelaskan, experience zone ini nantinya menjadi interaksi yang dibangun antara Sarinah dan pengunjung baik dalam negeri maupun internasional.
Selain itu Sarinah juga akan melakukan perubahan di zona makanan minuman (food and beverage) di mana produk-produk atau kuliner lokal ternama dan kekinian dari Indonesia dapat disajikan ke pengunjung.
Dengan transformasi bisnis yang dilakukan melalui renovasi gedung, Sarinah diharapkan menjadi titik pertemuan yang bisa mendukung aktivitas bisnis warga Indonesia, khususnya Jakarta. Gedung yang telah berusia lebih dari setengah abad ini dinilai sudah saatnya direnovasi, namun dengan tetap mempertahankan nilai sejarah sebagai pusat perbelanjaan pertama di Indonesia yang didirikan sejak 1962.
"Kita tahu sekarang orang ke toko bukan cuma untuk berbelanja, mereka juga butuh ruang untuk berekspresi. Seperti disampaikan oleh Menteri BUMN, Sarinah harus tampil lebih friendly lagi, tidak jadul," kata Ngurah Yasa.
Rencananya, renovasi gedung Sarinah akan dimulai pada bulan Juni 2020, namun karena belum redanya pandemi COVID-19, pekerjaan renovasi dimulai dengan pekerjaan desain, arsitektur, pemetaan, audit teknis dan lain-lain yang tidak menimbulkan kerumuman (crowd). Kemudian baru dilanjutkan dengan konstruksi fisik.