Ahad 26 Apr 2020 01:31 WIB

TikTok Bantu Salurkan Kreativitas di Masa Karantina

Banyak orang membuat video TikTok untuk menghibur diri saat karantina.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Aplikasi TikTok bannyak diakses orang selama masa karantina.
Foto: ist
Aplikasi TikTok bannyak diakses orang selama masa karantina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebosanan yang melanda di tengah masa karantina akibat pandemi Covid-19 membuat banyak orang mencari media hiburan. Tidak sedikit yang menjajal jaringan sosial dan platform video TikTok yang kini memang sedang booming.

"Jika bukan karena virus corona, saya tidak akan mengunduh aplikasi ini. Faktanya ini membuat saya merasa sedikit malu. Pada awal-awal pandemi yang menakutkan, sangat menyenangkan melihat video-video lucu terkait corona," kata pengguna baru TikTok, Hannah Baker.

Baca Juga

Menurut Baker, gerakan dan tarian di aplikasi itu mudah diikuti. Teman serumah yang menghabiskan waktu lockdown bersama Baker awalnya menganggap kebiasaan merekam video tarian itu sangat menyebalkan, tetapi akhirnya ikut membuat video bersama.

Pemuda 22 tahun asal Kanada, Boman Martinez-Reid, mulai menggunakan TikTok pada Desember. Dia menunjukkan kemampuan aktingnya saat menempuh studi produksi TV dan radio. Sebelum ini, dia membuat parodi realitas televisi yang dinikmati banyak audiens.

Saat masa karantina mandiri bersama keluarganya, dia mengaku sulit mencari inspirasi membuat video baru. Martinez-Reid kemudian tersadar bahwa semua orang menghadapi isolasi yang sama, sehingga dia membuat konten lucu terkait masa-masa pandemi.

Jumlah pengikutnya sebelum lockdown bertambah drastis dari 150 ribu menjadi 878 ribu dan terus melonjak. "Sepanjang hari, saya mendapat pesan bahwa konten saya membuat banyak orang tertawa dan tersenyum, melewati masa sulit," tuturnya.

Sinkronisasi bibir adalah salah satu area konten utama pada platform, yang banyak dieksplorasi kreator asal Melbourne, Australia, Jeff Van De Zandt. Sejak pandemi bermula, jumlah pengikut Zandt yang semula hanya beberapa gelintir kini meroket ke angka 45 ribu.

"Saya mulai memfilmkan tayangan TikTok sekali sehari untuk menjaga kewarasan, dan juga karena saya butuh sarana untuk menciptakan sesuatu. Ini seperti udara segar dari semua hal pemicu stres di luar sana," ujar Zandt.

Sebuah laporan mencatat penambahan pengguna TikTok di Amerika Serikat, tapi aplikasi tidak menyebutkan jumlahnya secara spesifik. Berbagai video dengan tagar terkait corona pun meroket, seperti #quarantine (25 miliar), #happyathome (11,5 miliar), dan #safehands (4,1 miliar).

Seperti halnya aplikasi lain, TikTok juga banyak menuai kritikan banyak pihak, terutama orang tua yang anak-anaknya keranjingan TikTok. Meski begitu, aplikasi besutan perusahaan Cina ByteDance ini membantu orang-orang tetap terkoneksi dan kreatif selama pandemi corona, dikutip dari laman ABC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement