Senin 20 Apr 2020 11:33 WIB

Jurus Menangkis Kepanikan Akibat Pandemi Covid-19 (2-Tamat)

Kepanikan terkait Covid-19 bisa ditangkis dengan berbagai cara.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Panik (Ilustrasi). Kepanikan terkait Covid-19 bisa ditangkis dengan berbagai cara.
Foto: Pixabay
Panik (Ilustrasi). Kepanikan terkait Covid-19 bisa ditangkis dengan berbagai cara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Menangani panik di tengah wabah Covid-19 memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi Anda bisa mencoba mengatasinya. Orang bisa menjadi tenang karena dirinya terlatih untuk bisa menenangkan diri di tengah lingkungan yang membuat panik.

"Jadi, kalau bisa melatih diri untuk tenang, pasti kita akan terbiasa untuk menghadapi hal negatif dengan lebih tenang," ujar psikolog klinis dewasa, Reynitta Poerwito dalam Group Kulwap KALCare dengan Tema "Antipanik Hadapi Wabah Virus Corona", belum lama ini.

Baca Juga

Berikut jurus menangkis kepanikan terkait pandemi Covid-19:

Tidak fokus hanya dengan berita yang membuat panik

Berita mengenai virus Corona, tentu bukan hanya mengenai mereka yang terjangkit atau meninggal dunia. Tetapi, ada juga berita mengenai orang yang selamat dan sembuh serta bisa melanjutkan hidupnya kembali. Fokuskan kepada fakta bahwa virus corona bisa disembuhkan.

Hanya membaca atau mendengar informasi dari sumber yang terpercaya

Jangan biarkan berita hoaks atau berita bohong memengaruhi intensitas kecemasan. Hal ini tentu sangat merugikan. Oleh karena itu, sebaiknya batasi diri dari sumber berita yang tidak dapat dipercaya atau tidak valid.

Istirahat dari media sosial

Jangan lupa untuk istirahat dari berbagai media, termasuk media sosial, bila kita sudah merasa kewalahan mencerna informasi.

Fokus terhadap hal yang bisa dikontrol

Kita tidak bisa mengontrol berapa lama harus ada di rumah untuk menghentikan penyebaran virus. Kita juga tidak bisa mengontrol kalau ada orang yang masih keluar rumah melakukan kegiatan kumpul-kumpul.

Sebaiknya, tidak perlu stres akan hal ini karena memang itu semua di luar kontrol kita. Yang bisa kita kendalikan adalah diri sendiri.

"Jadi, yang bisa kita lakukan adalah tidak keluar rumah, cuci tangan berkala, menghindari berdekatan dengan orang lain, membersihkan barang-barang di sekitar kita dengan sabun atau hand sanitizer, serta mengikuti saran-saran dari Kementerian Kesehatan dan pemerintah.

Stop pemikiran "bagaimana kalau"

Sering kali, yang membuat panik adalah pemikiran “bagaimana kalau … “. Nah, pemikiran inilah yang bisa meningkatkan kecemasan kemudian berkembang menjadi panik.

Kita akan selalu merasa cemas ketika memiliki pertanyaan yang kita tidak tahu jawabannya. Ketidakpstian dalam hidup merupakan salah satu faktor terbesar yang bisa menyebabkan seseorang menjadi panik.

Memotivasi diri untuk melakukan kebaikan

Tanyakan setiap hari kepada diri sendiri, "kebaikan apa yang sudah saya lakukan hari ini?" "Apakah saya sudah menolong orang lain?"

"Apakah saya sudah membuat orang lain tersenyum?" "Apakah saya sudah melakukan hal yang berguna untuk orang lain?" "Apa yang bisa saya lakukan untuk membantu orang lain?"

"Dengan mempertanyakan hal itu kepada diri sendiri, kita akan tergerak untuk membuat kebaikan minimal satu kali dalam sehari dan bisa menebarkan pengaruh positif kepada orang lain yang membutuhkannya. Merasa berguna dan bermanfaat untuk lingkungan dan orang lain bisa menambah ketenangan dalam diri kita," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement