REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pihak regulator keuangan di Inggris berencana untuk membekukan pembayaran pinjaman dan kartu kredit warganya selama tiga bulan lamanya. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari tindakan darurat bagi konsumen yang terkena dampak pandemi virus Covid-19.
Dilansir di laman The Guardian, Jumat (3/4), The Financial Conduct Authority (FCA) atau otoritas keuangan setempat melakukan proses pelacakan secara cepat. Hal ini berbeda dengan langkah pembekuan pembayaran pinjaman dan kartu kredit yang membutuhkan konsultasi panjang.
“Langkah itu memiliki proses pelacakan dengan cepat mengingat keadaan darurat nasional dan dampak signifikannya terhadap keuangan konsumen saat ini,” tulis otoritas keuangan setempat dalam sebuah pernyataan.
Kebijakan ini ditujukan untuk konsumen dan penyewa yang tidak mendapatkan manfaat dari tindakan bantuan yang ada yang telah menargetkan pemilik rumah yang memiliki pembayaran hipotek atau pemilik bisnis. Selain itu, rencana kebijakan ini juga menyasar kepada konsumen yang menghadapi kesulitan keuangan sebagai akibat dari adanya pandemi ini.
FCA mengatakan, konsumen yang berisiko kartu kreditnya ditangguhkan karena aturan keterjangkauan baru regulator, tidak akan kehilangan akses ke akun mereka. Pemberi pinjaman juga harus mengesampingkan biaya bunga pada cerukan yang diatur hingga 500 poundsterling, selama periode yang sama.
Hal ini akan memperpanjang bantuan yang telah diumumkan oleh beberapa bank termasuk Barclays, HSBC, dan Lloyds. Akan tetapi langkah-langkah darurat FCA memaksa perusahaan untuk memastikan untuk memperburuk keadaan semua pelanggan karena perubahan.
Hal ini berarti beberapa pelanggan dapat kembali ke tingkat bunga yang lebih rendah. FCA mengatakan, bank dan penyedia kartu kredit harus memastikan bahwa peringkat kredit konsumen tidak terpengaruh oleh tindakan apa pun.
"Virus Covid-19 telah menyebabkan guncangan finansial yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan konsekuensi yang luas bagi konsumen di setiap sudut Inggris,” ujar kepala eksekutif sementara FCA, Christopher Woolard.
Dia melanjutkan, jika dikonfirmasi, paket tindakan yang diusulkan itu akan membantu memberikan dukungan finansial sementara kepada konsumen yang terkena dampak. Kemudian, lanjut Woolard, yang mereka butuhkan untuk membantu mereka menghadapi badai selama masa yang sulit ini.
Kabar adanya rencana kebijakan itu disambut oleh pendiri MoneySavingExpert.com, Martin Lewis. Dia mengatakan, kebiahakan itu akan membantu menyamakan kedudukan bagi pelanggan yang mungkin tidak punya waktu untuk berbelanja dengan harga yang lebih baik selama krisis.
"Kami telah melihat banyak pemberi pinjaman tanpa jaminan menempatkan beberapa kriteria kesabara. Namun ketentuan ini tidak merata dan telah menjadi lotre perbankan dan itu tidak adil - tidak ada yang bisa memperhitungkan ketika mereka mendaftar untuk produk seberapa perhatian setiap pemberi pinjaman akan berada di masa yang luar biasa ini," kata dia.