REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah, membuat sebagian masyarakat merasa bosan bahkan jenuh hingga stres, hal tersebut dapat memicu beban pikiran yang negatif bahkan menimbulkan sakit. Dompet Dhuafa mengajak dan memberikan solusi mengusir kejenuhan selama beraktivitas dirumah.
Maya Sita Darlina sebagai GM Human Capital Dompet Dhuafa yang juga psikolog mengatakan melalui pesan singkatnya, pola yang berubah dari kebiasaan ini menjadi tantangan tersendiri, apalagi dan situasi bersamaan dengan anak-anak yang juga harus “bersekolah” di rumah.
Tak sedikit yang mengeluh dan “pusing atau stres” menghadapi situasi ini. Ketika rumah berubah menjadi kantor situasinya menjadi tumpang tindih dengan tuntutan untuk berinteraksi dengan keluarga; ditambah pula dengan situasi yang serba tidak pasti, banyak informasi beredar di lini masa.
“Yang bisa kita lakukan agar bekerja dalam rumah yang dilakukan memberikan dampak “menyehatkan” bagi psikologis kita adalah melakukan self regulation atas diri kita sendiri. Melalui self regulation kita bisa merencanakan, mengendalikan, mengevaluasi serta mengadaptasi kondisi dari dalam diri maupun lingkungan untuk mencapai tujuan kita; tentunya juga dengan cara yang sesuai dengan cara yang kita inginkan dan berdampak positif untuk kita dan keluarga”, ujar Maya.
Lebih lanjut lagi Maya mengatakan, ritme pekerjaan yang padat dan jam kerja yang tinggi yang biasanya dihadapi di kantor kita regulasikan dengan suasana kerja di rumah agar seluruh tugas tetap dapat dikerjakan. Bantuan teknologi dalam hal ini bisa seiring kita manfaatkan sehingga memudahkan kita untuk tetap menyelesaikan tugas.
Pada prinsipnya WFH atau bekerja dari rumah bukan hari libur tetapi tetap bekerja hanya lokasi kerjanya saja yang berbeda. Sehingga perlu penyesuaian penyesuaian dari diri kita untuk bisa menjalankannya dengan baik.
“Cara mengelola stres yang lain adalah Emotion Focused Coping yaitu strategi individu mengelola stress dengan fokus pada mengatur reaksi emosinya terhadap sumber stressnya seperti individu atau masyarakat melakukan self control emosi atas sumber stressnya dengan menahan diri, mengatur perasaan misalnya individu atau masyarakat mencari atau membentuk kelompok bantuan sosial support untuk tujuan mencari dukungan emosi agar kita menjadi positif emosinya; melakukan positif reinterpretasi (mengambil hikmah) acceptance (berserah diri)”, tutur Maya.
Antisipasi strees selama menjalani pola WFH atau bekerja dari rumah, tutur dia, adalah komunikasikan keseluruh keluarga tentang pekerjaan yang anda lakukan dalam membentuk situasi kerja. Kemudian buat jadwal apabila mereka yang mempunyai anak maupun bayi dapat mengatur jadwal untuk bekerja.
Selanjutnya mempersiapkan kebutuhan bekerja seperti menyiapkan lokasi bekerja dengan nyaman dan menyiapkan aplikasi bekerja online, buat aturan diri sendiri untuk fokus pada tugas sehingga anda tidak mudah terpengaruh hal-hal yang tidak penting. Misalnya rasa malas, mengantuk, keinginan bermain sosial media.
Bangun emosi positif memulai dengan kata-kata positif sejak bangun pagi, dimana mindset shifting menjadi lebih berorientasi Growth Zone bukan mindset yang ada dalam Zona Ketakutan atau Mindset yang ter “Lockdown”.
"Tetap menjaga koneksi jejaring, WFH mendatangkan tantangan (baca problem) baru mungkin saja. Untuk itu kita perlu memiliki support dari orang lain yang bisa menenangkan kita dengan meyakini kita bahwa semua orang pun mengalami kesulitan yang sama," ucap dia