Jumat 27 Mar 2020 11:19 WIB

Buttonscarves Banyak Diincar Hijabers, Ini Rahasianya

Buttonscarves menjadi salah satu jenama scarf incaran hijabers.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Koleksi teranyar Buttonscarves, Louvre series yang terinspirasi dari Museum Louvre di Paris, Prancis.
Foto: Republika/Gumanti
Koleksi teranyar Buttonscarves, Louvre series yang terinspirasi dari Museum Louvre di Paris, Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jenama hijab lokal, Buttonscarves, menjadi salah satu produk scarf yang banyak diincar para hijabers. Desain yang berkarakter dengan penggunaan bahan berkualitas membuat produk scarf dari Buttonscarves selalu ditunggu para BSLady, sebutan bagi penggemar Buttonscarves.

Ditemui dalam konferensi pers beberapa waktu lalu, founder sekaligus Creative Director Buttonscarves, Linda Anggrea mengungkap rahasia dibalik setiap koleksi Buttonscarves tersebut. Linda mengatakan, hal pertama yang selalu ia utamakan dari setiap koleksinya adalah kualitas produk dengan pemilihan bahan yang super ketat.

Baca Juga

“Dari awal sampai akhir pengembangan produk, kami memang selalu menomorsatukan kualitas. Terus aku akan coba dulu sendiri, selama berbulan-bulan, bener-bener enak enggak dipakai, pokoknya sedetail itu demi menghasilkan kualitas produk yang terbaik,” kata Linda.

Selain kualitas, hal lain yang sangat diperhatikan oleh Linda adalah menjaga keeksklusifan produk. Terlebih, sejak tahun pertama diluncurkan, Buttonscarves hadir sebagai jenama yang mengutamakan kualitas daripada kuantitas.

"Kan tahun pertama pangsa pasarnya hanya di Jawa, tapi sekarang udah di seluruh Indonesia, nah bagaimana caranya meskipun sekarang penyebarannya luas dan masif, tapi eksklusifitasnya tetap terjaga, jadi memang harus dibatasi,” kata dia.

photo
Koleksi teranyar Buttonscarves, Louvre series yang terinspirasi dari Museum Louvre di Paris, Prancis. - (Republika/Gumanti)

Motif setiap koleksi yang dirilis oleh Buttonscarves juga dibuat sepenuh hati dengan memberikan makna mendalam. Menurut Linda, pemilihan desain dan motif scarf sangat diperhatikan, karena dia paham, bagi Muslimah, kerudung ibarat mahkota.

"Hijab itu kan kita pakai di kepala, ibarat mahkotanya para wanita, jadi kami harus membuat suatu yang spesial, baik itu logonya, pinggirannya, motifnya, kami pikirkan betul. Untuk motif kami selalu berusaha membuat motif yang unik, namun tetap selaras dengan wajah, desainnya pakai perasaan," kata Linda.

Karena itulah, setelah empat tahun bergabung di industri modest fashion Tanah Air, Buttonscarves telah berhasil memiliki 11 gerai offline di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Rencananya, tahun ini, Buttonscarves bakal membuka gerai offline di Indonesia bagian Timur untuk menjangkau para BSLady di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement