REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Pendemi Covid-19 membuat industri film turut terdampak. Sederet film yang digadang-gadang akan masuk box office ditunda perilisannya.
Jadwal penayangan film terpaksa diundur untuk mengantisipasi anjloknya jumlah penonton karena banyak bioskop yang menghentikan sementara operasionalnya. Lantas, bagaimana nasib film-film tersebut? Kini, rumah produksi memiliki dua pilihan, yakni mengatur ulang jadwal perilisan atau memilih beralih ke layanan streaming.
Seperti dilansir di laman the Guardian, penundaan sebuah film biasanya karena satu alasan. Sering kali alasan yang dimaksud berasal dari konflik internal. Misalnya, film berjudul Margaret arahan sutradara Kenneth Lonergan yang seharusnya diluncurkan pada 2005. Namun karena perselisihan dari pihak internal, film baru tayang pada 2011.
Ada juga film horor The Hunt yang dirilis pada 2019 akhirnya ditarik sebagai respons terhadap penembakan massal El Paso dan Dayton. Meski begitu, kondisi tersebut berbeda dengan yang terjadi sekarang.
Jika dipikirkan, mungkin saja ada perbedaan antara menyaksikan film Fast and Furious 9 pada tahun depan, padahal seharusnya sinema tersebut tayang tahun ini. Tampilan aktor Vin Diesel barang kali memiliki tampilan yang sama, atau bakan baru saat itu.
Ada judul film yang sifatnya spesifik musiman, misalnya Peter Rabbit 2, yang sengaja disiapkan untuk libur Paskah. Begitu pun
West Side Story karya Spielberg yang mengangkat kisah tentang keluarga dan Natal. Agak aneh apabila film tersebut diputar di luar bulan Desember.
Seperti diberitakan sebelumnya, produser film ke-25 James Bond: No Time to Die memutuskan penundaan sinema. Jadwal perilisan pada 2 April 2020 diundur menjadi Oktober akhir tahun ini. Menurut tim produksi, tidak ada gunanya merilis film di tengah pasar film global yang sedang panik.
Situasi serupa terjadi pada film Black Widow, Fast and Furious 9, Wonder Woman 1984, dan Top Gun: Maverick. Jika wabah tak kunjung mereda, jadwal perilisan deretan film tersebut bisa jadi tergeser pula penayangannya.