REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semakin meluasnya penyebaran virus corona tipe baru membuat salah seorang warga DKI Jakarta, Muhammad Fardan, memutuskan untuk menunda acara resepsi pernikahannya. Semula, ia dan calon istrinya, Ayuni, akan menjadi raja dan ratu semalam pada 21 Maret di Cilandak, Jakarta Selatan.
"Saat virus itu terbukti ada di Indonesia pada awal bulan Maret, saya sudah merasa gelisah,” kata Fardan ketika dihubungi Republika.co.id.
Fardan mengatakan, awalnya orang-orang terdekatnya banyak yang menyarankannya untuk tidak khawatir dengan pandemi penyakit Covid-19. Namun, perkembangan belakangan ini membuatnya menyimpulkan bahwa kondisi ini tidak bisa dikatakan aman.
"Resepsi saya itu konsepnya intim. Ya bagaimana mau intim, kalau harus jaga jarak nanti resepsinya,” ungkap dia.
Tak ingin mengambil risiko lebih besar bagi kesehatan tamunya, Fardan pun memutuskan untuk menunda acara resepsinya. Dia pun mencoba menjelaskan alasannya kepada keluarganya dan calon istri.
"Saya lebih memperhatikan kesehatan, sebab ini penyebarannya masif. Ini keputusan yang sulit sebenarnya,” jelas pria yang berprofesi videografer dan wirausahawan ini.
Di lain sisi, Fardan merasa lega karena keputusannya didukung keluarga. Namun, beberapa vendor yang akan dipakai oleh Fardan dan calon istrinya itu tidak dapat memaklumi hingga ada konskuensi biaya yang dihadapinya.
"Kami niatnya bagus, yaitu mau nikah, tapi kalau acara pernikahan dan resepsi kami malah membuat masalah baru, malah jauh lebih bahaya, maka lebih baik ditunda,” tutur dia.
Sementara itu, Fardan disarankan oleh penghulu untuk tetap melaksanakan akad di Kantor Urusan Agama. Resepsinya dapat dilaksanakan jika wabah Covid-19 sudah berlalu.
Fardan pun mengajak warga Jakarta untuk mengikuti kebijakan social distancing dengan berdiam diri di rumah. Ia menyerukan agar orang-orang yang tidak memiliki kepentingan mendesak untuk keluar rumah untuk mengurungkan niatnya.
"Please, jangan ngentengin masalah ini. Ini masalah serius,” kata dia.