REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak Covid-19 mewabah, sejumlah biro perjalanan merasakan pukulan keras. Ribuan orang memilih untuk membatalkan atau menunda perjalanan mereka.
Padahal, secara umum, Maret dan April semula diyakini akan menjadi musim puncak perjalanan seiring dengan usainya masa ujian sekolah. Namun, kelesuan masih membayangi industri pariwisata dunia mengingat virus corona tipe baru masih berkeliaran.
Sebenarnya, respons pengguna transportasi udara terhadap wabah ini masih termasuk rasional. Terlebih jika mengingat tingkat transmisi Covid-19 yang tinggi.
Di masa sekarang, sebisa mungkin atur ulang jadwal perjalanan udara sampai otoritas kesehatan dapat secara efektif menilai tingkat keamanan dan mengatasi ancaman penyebaran virus corona. Namun, bagi sebagian orang yang terpaksa harus terbang, ada sejumlah tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan peluang tertular infeksi Covid di dalam pesawat.
1. Pilih tempat duduk yang tepat
Sebuah studi yang diterbitkan pada 2018 oleh para peneliti di Emory University Amerika Serikat menemukan, orang-orang yang duduk di kursi dekat jendela memiliki kemungkinan paling rendah terkena infeksi dari partikel-partikel udara. Penumpang kursi dekat jendela cenderung tak banyak bergerak di sekitar kabin begitu pesawat lepas landas, sehingga mengurangi peluang mereka untuk melakukan kontak dengan penumpang lain dan mengurangi kontak dengan virus itu sendiri.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dalam jarak enam kaki (jarak dua kursi) dari penumpang yang terinfeksi, memiliki risiko tertinggi untuk tertular infeksi. Dengan demikian, memilih kursi jendela secara otomatis berarti seseorang akan membatasi jumlah orang yang duduk di sebelah sebanyak mungkin.
2. Langkah pencegahan
Harus dicatat, bertentangan dengan apa yang diyakini banyak orang, penelitian ini memperkirakan risiko terinfeksi oleh pembawa virus hanya 1 persen dari mayoritas penumpang. Risiko sedikit meningkat untuk individu yang duduk di kursi lorong.
Seperti dilansir Times Now News, para peneliti dari Emory University juga menyatakan, sebagian besar jet komersial dilengkapi dengan filter High Efficiency Particulate Air (HEPA) yang sesuai dengan International Air Transport Association (IATA).
Filter itu mampu menangkap lebih dari 99,9 persen mikroba di udara. Para ahli lain juga telah menyarankan menyelaraskan ventilasi overhead langsung ke bawah, untuk mengurangi kemungkinan partikel di udara berlama-lama di sekitar penumpang.
Orang-orang yang menderita gejala virus, seperti batuk atau pilek, juga harus memastikan untuk memakai masker, seperti N95, untuk membatasi risiko droplet menyebar ke penumpang lain. Semua penumpang juga disarankan untuk membawa tisu desinfektan yang dapat mereka gunakan untuk menyeka tempat duduk, meja nampan, dan sandaran tangan.
Namun, harus diingat bahwa penggunaan tisu basah di jok kursi justru akan membuat lembap, sehingga bisa meningkatkan risiko penyebaran bakteri dan virus. Terlepas dari langkah-langkah sederhana ini, dokter juga menyarankan untuk membatasi penggunaan toilet dan mencuci tangan dengan benar sebelum naik ke pesawat.