Selasa 10 Mar 2020 09:30 WIB

Terbentur Aturan Kerumunan, Madonna Batal Konser di Paris

Aturan pembatasan kerumunan membuat Madonna harus membatalkan dua konsernya di Paris.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Penyanyi Madonna batalkan dua konsernya di Paris, Prancis menyusul adanya aturan pembatasan kerumunan.
Foto: AP
Penyanyi Madonna batalkan dua konsernya di Paris, Prancis menyusul adanya aturan pembatasan kerumunan.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Penyanyi Amerika Serikat Madonna membatalkan dua konser terakhir dari rangkaian turnya di Prancis. Pengumuman lewat situs resmi Sang Bintang menyebutkan konser di Paris pada 10 dan 11 Maret tidak jadi terselenggara.

Pembatalan tersebut disebabkan adanya aturan pemerintah Prancis terkait pembatasan kerumunan. Pemerintah melarang kegiatan yang melibatkan lebih dari 1.000 orang di satu lokasi untuk mencegah penularan virus corona.

Baca Juga

Pernyataan di situs Madonna menyatakan, mereka harus mengikuti aturan yang dikeluarkan kepolisian setempat pada Senin (9/3) pagi itu. Promotor Live Nation menyampaikan permohonan maaf mengenai batalnya dua konser "Madame X" Madonna.

"Kami sangat menyesal karena pertunjukan terpaksa dibatalkan. Tiket dapat dikembalikan di tempat pembelian. Kami sangat menyayangkan kekecewaan yang pasti dirasakan para penggemar," demikian bunyi pernyataan itu, dikutip dari laman AP News.

Tidak hanya konser "Queen of Pop", pertunjukan musik sejumlah musisi juga ditunda atau dibatalkan karena kekhawatiran mewabahnya virus corona. Beberapa nama yang sudah menyatakan pembatalan termasuk Queen, Ciara, BTS, Khalid, Mariah Carey, dan Green Day.

Bagaimanapun, langkah pemerintah Prancis mengenai pembatasan kerumunan sangat beralasan. Sejauh ini, sudah ada 19 kematian di negara tersebut akibat virus corona baru Covid-19. Pada Ahad (8/3), Prancis melaporkan 1.126 kasus infeksi.

Jumlah itu naik 19 persen dari hari sebelumnya. Angka infeksi di Prancis adalah yang terbesar kedua di Eropa, sesudah Italia. Sementara di daratan Cina, tempat virus pertama kali terdeteksi, lebih dari 80 ribu orang terinfeksi dan 58 ribu telah sembuh.

Bagi kebanyakan orang, virus corona hanya menyebabkan gejala ringan atau sedang, seperti demam dan batuk. Sebagian lainnya, terutama orang berusia lebih tua dan yang sudah memiliki masalah kesehatan, mengalami gejala yang lebih serius.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, pasien corona dengan gejala yang ringan dapat sembuh dalam waktu sekitar dua pekan. Sementara itu, pasien Covid-19 yang sakit parah mungkin membutuhkan tiga sampai enam pekan untuk pulih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement