Selasa 10 Mar 2020 07:17 WIB

Bijak Memakai Masker

Sampah masker tergolong sampah medis yang tidak bisa dibuang sembarangan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
 Sampah masker tergolong sampah medis yang tidak bisa dibuang sembarangan (Foto: ilustrasi pakai masker)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sampah masker tergolong sampah medis yang tidak bisa dibuang sembarangan (Foto: ilustrasi pakai masker)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wabah corona menyebabkan masker diburu di seluruh dunia. Bahkan, kepanikan pakai masker membuat orang-orang rela merogoh kocek lebih untuk membelinya. Namun sebenarnya, bolehkah masker digunakan secara bebas?

Praktisi kesehatan Prof dr Ari Fahrial Syam mengungkapkan, mereka yang sehat memang tidak dilarang memakai masker. Namun sesungguhnya, masker diciptakan bagi mereka yang sakit dan untuk kebutuhan medis.

Baca Juga

"Sebenarnya yang perlu pakai masker adalah orang yang sakit, dan kita yang kontak dengan orang sakit, masker juga dibutuhkan petugas kesehatan yang melakukan tindakan medis," ungkap Ari kepada republika.co.id, belum lama ini.

Ari menegaskan, hal yang menjadi pertanyaan besar, untuk apa orang banyak pakai masker di luar rumah sementara kondisi badannya sehat. Bagi mereka yang sehat, masker justru memberikan aktivitas tak biasa terhadap wajah saat memakainya.

Untuk masyarakat umum yang sehat, lanjut Ari, saat memakai masker cenderung lebih sering melakukan kontak di area hidung dan mulut. Misalnya, lebih sering untuk menyentuh hidup dan mulut saat membetulkan posisi masker.

Permasalahan tak berhenti di situ. Penggunaan masker yang tidak tepat juga, seperti pemakaiannya, bisa menjadi kontraproduktif.

Ari menjelaskan, hal lain yang juga harus diperhatikan terkait masker sebagai sampah medis. Masker tergolong sampah medis sehingga harus dibuang di tempat sampah yang tepat setelah digunakan.

"Sedih saya saat CFD (hari bebas kendaraan di Jakarta) kemarin, saya menemukan banyak masker bekas di pinggir jalan," ungkap Ari.

Di sisi lain, Ari memaparkan, masyarakat perlu mengetahui mekanisme penularan virus corona atau covid-19. Secara sederhana, virus ini bisa jelas diketahui apabila pasiennya mengalami batuk, pilek, atau bersin.

Dalam kondisi tertentu bisa saja pasien tanpa gejala atau asimptomatik tidak mengalami batuk atau bersin. Kemudian, pasien tersebut menggaruk hidup dan memegang gagang pintu.

Secara random gagang pintu tersebut disentuh orang lain. Saat bersamaan pula orang tersebut menggaruk hidungnya. Di waktu tersebut penularan bisa terjadi pada kasus asimptomatik.

"Jadi yang penting saat ini adalah menjaga tangan kita tidak tercemar pada tempat yang biasa di pegang orang, kita harus selalu sedia hand sanitizer dan juga anjuran hand sanitizer di tempat-tempat umum, pastikan toilet kantor dan toilet umum tersedia sabun antiseptik," lanjut Ari.

Ari menyarankan, upaya pencegahan dan gaya hidup sehat serta bersih menjadi pondasi utama dalam menghadapi corona. Masyarakat hendaknya tak lagi bergantung pada masker dan mulai bijak menggunakannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement