REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asma Nadia menjadi penulis pertama dari Indonesia yang diundang untuk berbicara di hadapan Qatari Forum for Authors, atau Forum Penulis Qatar, Ahad (1/3) petang. Bertempat di gedung Kementrian Budaya dan Olahraga, Doha, Asma Nadia berbagi proses kreatif, pengalaman dan impian termasuk harapan terwujudnya 1.000 perpustakaann dhuafa atau RumahBaca Asma Nadia- yang saat ini telah berada di 272 wilayah di tanah air.
Penulis yang novelnya, Bidadari Berbisik baru dirilis Buku Republika mendapat sambutan hangat. Saleh Ghareb, Pejabat Public Library dan Cultural Heritage Dept memimpin obrolan santai namun padat yang berlangsung lebih dari satu setengah jam. “Berbagai pertanyaan dan respons juga harapan bahwa pertemuan akan membawa pada kerja sama sastra dan budaya lebih baik, antara lain disampaikan Maryam Hammadi,direktur jenderal Forum Penulis Qatar sekaligus staf di Kementerian Budaya dan Olahraga,” kata Asma Nadia dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Maryam Hammadi pula yang merespons saat Ketua Persatuan Masyarakat Indonesia di Qatar (Permiqa), Prihandoko Saputro memberitakan keberadaan penulis Indonesia ini di Qatar, sebagai tindak lanjut pertemuan Asma Nadia dengan Dubes Indonesia untuk Qatar, Muhammad Basri Sidehabi.
Dalam diskusi tersebut penulis Indonesia yang 59 bukunya telah terbit -- dan 10 di antaranya difilmkan serta lima diangkat menjadi sinetron, antara lain Catatan Hati Seorang Istri -- juga menuturkan bahwa selain Asma, suami juga dua anaknya mengikuti jejaknya sebagai penulis. Bahkan sehari sebelum keberangkatan ke Qatar, Asma Nadia dan keluarga baru merilis peluncuran buku masing-masing di ajang Islamic Book Fair (IBF) 2020 yang diadakan di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (26/2.
“Keempat buku keluarga tersebut adalah Tuhan Kenapa Kau Memberiku Wajah ini (Isa Alamsyah), Fallen for You (Putri Salsa) dan Anak Penangkap Hantu yang insya Allah dalam proses difilmkan, karya Adam Putra Firdaus. Satu lagi adalah Bidadari Berbisik,” papar Asma.
Membaca membuatmu mengenal dunia, menulis membuatmu dikenal dunia. Agaknya kalimat ini bisa menjadi penyemangat siapa saja yang saat ini menekuni dunia baca dan menulis, untuk bisa berkiprah lebih luas seperti yang dilakukan Asma Nadia, penulis yang melalui kegiatannya menulis telah bertahun-tahun namanya masuk dalam jajaran 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia.
Pertemuan itu juga diliput media daring dan cetak di Timur Tengah, antara lain Al Arab. Mereka mengulas pertemuan tersebut, termasuk proses kreatif serta cita-cita dan mimpi Asma Nadia, Sang Penulis Wanita Terkemuka dari Indonesia.