Ahad 23 Feb 2020 07:33 WIB

Sepertiga Makanan di Dunia Berakhir Jadi Sampah

PBB memperkirakan ada 1,3 miliar ton sampah makanan di dunia setiap tahun.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Sampah makanan (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
Sampah makanan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ATLANTA -- Sisa makanan yang ada di meja makan usai bersantap mungkin kelihatan tidak seberapa. Namun, jika sisa makanan itu diakumulasikan dengan seluruh sampah makanan yang ada di dunia, maka jumlah yang tidak seberapa itu bisa menjadi sangat besar.

Studi terbaru dalam jurnal PLOS One mengungkapkan sepertiga dari total makanan yang tersedia untuk konsumsi manusia, berakhir menjadi sampah. Negara-negara kaya menyumbang lebih banyak sampah makanan. Tetapi, bukan berarti hanya negara-negara kaya saja yang menghasilkan banyak sampah makanan.

Negara-negara yang lebih miskin juga mulai membuang lebih banyak makanan, seiring dengan meningkatnya kemampuan mereka untuk mendapatkan uang. Di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, setiap orang diperkirakan mulai membuang makanan dengan cepat ketika pendapatan penduduk meningkat.

Setidaknya ada sekitar 6,70 dolar AS (sekitar Rp 92.294) per hari per kapita makanan yang terbuang di negara-negara itu. Bukan tidak mungkin, negara-negara berpendapatan rendah dan menengah akan menghasilkan sampah makanan dengan jumlah setara seperti negara-negara maju.

"Bila pertumbuhan ekonomi (di negara berpendapatan rendah dan menengah) tumbuh mengikuti wilayah maju, kita segera melihat pola perkembangan sampah makanan yang sama," ujar tim peneliti dalam studi tersebut, seperti dilansir di CNN, baru-baru ini.

Studi ini mengestimasi sampah makanan dengan menggunakan data pengeluaran konsumen di dunia. Pada 2003, ada sekitar 351 kalori per hari per kapita yang terbuang. Pada 2005, ada sebanyak 526 kalori makanan per kapita yang berakhir menjadi sampah.

Jumlah ini terus meningkat menjadi 727 kalori per hari pada 2011. Artinya, sekitar 25 persen dari kalori makanan yang tersedia untuk konsumsi manusia berakhir terbuang.

Sampah makanan bisa jadi sepele bagi sebagian masyarakat awam. Namun, perlu diketahui sampah makanan merupakan salah satu masalah keberlanjutan terbesar di dunia. Oleh karena itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencanangkan target ambisius untuk mengeliminasi setengah dari semua sampah dunia pada 2030.

"Secara global, jika sampah makanan dapat direpresentasikan sebagai sebuah negara, dia akan menjadi negara penghasil gas rumah kaca terbesar ketiga setelah China dan AS," kata PBB dalam laman resminya.

Makanan-makanan yang berakhir menjadi sampah ini tentu sebelumnya telah melalui berbagai proses produksi hingga menjadi makanan. Proses produksi untuk menghasilkan makanan-makanan yang berakhir menjadi sampah ini meninggalkan jejak karbon sekitar 3,3 miliar ton karbon dioksida.

PBB memperkirakan ada 1,3 miliar ton sampah makanan di dunia setiap tahun. Jumlah ini setara dengan sekitar 1 triliun dolar AS atau sekitar Rp 13.775 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement