Rabu 19 Feb 2020 11:50 WIB

Kenali Gejala Serangan Jantung dan Pencegahannya

Serangan jantung merupakan bahasa awam dari sindrom koroner akut.

Kenali Gejala Jantung dan Pencegahannya. Foto: Ilustrasi Serangan Jantung
Foto: Foto : MgRol112
Kenali Gejala Jantung dan Pencegahannya. Foto: Ilustrasi Serangan Jantung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Serangan jantung bisa menyerang manusia tidak hanya pada yang sudah usia lanjut. Tetapi, juga bisa menyerang seseorang yang masih berusia muda. Ini bisa dilihat dari meninggalnya beberapa orang publik figur karena serangan jantung.

Untuk itu, perlu diketahui mengenai apa itu serangan jantung, ciri-ciri, serta upaya pencegahannya. Menurut  Wakil Direktur Medik dan Keperawatan RS Islam Banjarmasin, dr H Meldy Muzada Elfa, Sp.PD, serangan  jantung koroner merupakan bahasa awam dari sindrom koroner akut. Yaitu, suatu keadaan di mana terjadi penyempitan bahkan penyumbatan pembuluh darah kecil jantung (koroner) yang berakibat berkurangnya pasokan oksigen ke otot jantung.

Baca Juga

“Berkurang atau berhentinya pasokan oksigen ke jantung menyebabkan otot jantung menjadi tidak maksimal memompa darah dan gangguan irama jantung yang dapat menyebabkan kematian pada penderita. Kkematian dapat dalam hitungan menit atau jam, atau bisa juga saat sudah mendapatkan perawatan di RS,” kata Meldy dalam pernyataan tertulisnya kepada Republika.co.id, Selasa (18/2).

Menurut Meldy, faktor risiko tradisional terjadinya serangan jantung (Major Cardiovascular Event) antara lain usia, merokok, tekanan darah, diabetes melitus, gangguan lemak/kolesterol (dislipidemia). Selain itu, kegemukan dan riwayat keluarga dengan penyakit serangan jantung.

Adapun gejala serangan jantung adalah, nyeri dada sebelah kiri yang menjalar (antara lain penjalarannya: lengan kiri, rahang, ulu hati dan punggung), dada terasa ditindih benda sangat berat. Selain itu, berkeringat dingin, mual/muntah, dan  sesak nafas.

Sebelum melangkah ke pencegahan serangan jantung, Meldy menjelaskan bagaimana menghitung risiko seseorang yang berpotensi terkena serangan jantung. Semakin banyak faktor tersebut dimiliki pada seseorang semakin tinggi jugalah risiko terjadinya serangan jantung pada orang tersebut.

Meldy menunjukkan sebuah tabel:

photo
Menurut Meldy, syarat utama membaca tabel di atas adalah seseorang dengan usia di atas 40 tahun. Menurut Meldy, skor tabel di atas sebenarnya sangat mudah dan cukup aplikatif.

Dia mencontohkan misalnya wanita yang memiliki risiko darah tinggi namun selalu terkontrol karena mengonsumsi obat hipertensi rutin. Beliau seorang wanita, usia 55 tahun, tidak merokok, tekanan darah sistolik 120 mmHg (milimeter air raksa) dan kolesterol 190 gr/dL.

 
Cara membaca:
 
Pertama, jenis kelamin adalah wanita, maka lihat sub tabel sebelah kiri.

Kedua, usia 55 tahun, maka masuk ke sub tabel kiri usia 55 tahun.

Ketiga, tidak merokok, maka masuk ke sub tabel kiri usia 55 tahun sebelah kiri.

Keempat, tekanan darah 120 mmHg, maka masuk ke sub tabel kiri usia 55 tahun sebelah kiri baris pertama.

Kelima, kolesterol 190 gr/dL, maka masuk ke sub tabel kiri usia 55 tahun sebelah kiri baris pertama kolom nilai 5 dengan nilai adalah 1 persen.

“Kesimpulannya, wanita tersebut memiliki risiko serangan jantung sekitar 1 persen pada 10 tahun yang akan datang,” kata Meldy.

Karena itu, Meldy menyampaikan sejumlah tip untuk mencegah terjadinya serangan jantung. Di antaranya yaitu, berhenti merokok segera, kontrol gula darah  kurang dari 200 dan tekanan darah sistol kurang dari 140, jaga kadar lemak jahat dalam batas normal. Kemudian, olahraga teratur, makan dengan gizi seimbang (karbohidrat, protein, lemak, dan serat sesuai porsi), bangun pagi dan tidak tidur larut malam. Dan, hindari stres yang terus menerus serta mengendalikan emosi yang tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement