Selasa 18 Feb 2020 08:50 WIB

Perancang Anya Hindmarch Tutupi Tokonya dengan Botol Plastik

Anya Hindmarch menutupi lima tokonya dengan lebih dari 90 ribu botol plastik.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Botol plastik / Ilustrasi
Botol plastik / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perancang aksesoris mode Anya Hindmarch membuat pernyataan berani tentang dampak sampah plastik. Hindmarch mengisi toko-tokonya dengan lebih dari 90 ribu botol plastik.

Selama tiga hari, Hindmarch menutupi kelima tokonya di London, menggunakan puluhan ribu botol plastik bekas yang bersumber dari tim perancang dan masyarakat setempat. Sepanjang perhelatan London Fashion Week tahun ini, isu lingkungan dan keberlanjutan menjadi topik pembicaraan hangat.

Bahkan pada Sabtu lalu, gerakan aktivisme yang menamakan dirinya Extinction Rebellion mengadakan protes di London Fashion Week. Mereka memblokir jalan untuk meminta acara dua tahunan itu dibatalkan, karena dampak buruk dari industri pakaian terhadap lingkungan.

Dilansir di Independent.co.uk pada Senin (17/2), perancang aksesoris mode Hindmarch memilih menyuarakan keprihatinan lingkungan dengan meningkatkan kesadaran akan penyebab isu tersebut dengan cara berbeda, yakni menyoroti prevalensi polusi plastik.

Perancang aksesoris itu memilih menggunakan 90 ribu botol plastik untuk mengisi tokonya, karena angka tersebut merupakan jumlah botol plastik yang terjual secara global setiap enam detik. Bertepatan dengan demonstrasi ramah lingkungannya, Hindmarch juga meluncurkan kampanye baru, berjudul "I Am A Plastic Bag.” Melalui peluncuran koleksi tas, Hindmarch menyuarakan kampanye itu dengan membuat produk yang berbahan dan bersumber dari botol plastik daur ulang.

“Kulit yang digunakan adalah produk sampingan dari industri daging dan bersumber dari penyamakan kulit di Italia Utara dekat dengan tempat tas dibuat,” kata pernyataan pers dari Hindmarch.

Rilis koleksi "I Am A Plastic Bag,” melanjutkan rangkaian pertama Hindmarch "I'm Not A Plastic Bag" yang diluncurkan pada 2007 bekerja sama dengan agensi periklanan Antidote dan Pergeseran gerakan perubahan sosial.

“Sejak 2007, proyek kita “I’m NOT a Plastic Bag,” saya belum bisa mengeluarkan kata-kata ini dari kepala saya," kata Hindmarch.

Dia mengatakan masalah plastik sekali pakai dan tempat pembuangan akhir (TPA) masih jauh dari selesai, tetapi misi telah bergeser dari sekadar tentang kesadaran menggunakan lebih sedikit plastik, menjadi lebih banyak tentang sirkularitas penggunaan bahan dalam rantai pasokan.

“Itu sebabnya saya menghabiskan dua tahun terakhir mengembangkan “I Am A Plastic Bag.” Sejumlah barang terbatas dari kampanye itu tersedia mulai Februari, dengan harga mulai dari 595 pound hingga 695 pound,” ujar Hindmarch.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement