Selasa 04 Feb 2020 18:27 WIB

Ahli: Cuaca Indonesia Bantu Menonaktifkan Sel Virus Corona

Indonesia sampai saat ini belum menemukan adanya kasus positif infeksi virus corona.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Sinar matahari. Ahli memperkirakan, cuaca Indonesia bantu menonaktifkan sel virus corona.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Sinar matahari. Ahli memperkirakan, cuaca Indonesia bantu menonaktifkan sel virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Hingga Selasa (4/2), Kementerian Kesehatan RI belum mengonfirmasi adanya kasus infeksi virus corona jenis baru di Indonesia. Pakar menyebut, iklim tropis Indonesia membantu menonaktifkan sel virus  2019 novel Coronavirus (2019-nCoV).

"Ya, saya rasa virus itu lebih terkonsentrasi atau lebih mampu bertahan hidup pada cuaca atau udara yang lebih dingin dan lemba," kata dokter spesialis mikrobiologi RS Universitas Indonesia dr Fera Ibrahim dalam diskusi tentang Virus Corona di RS UI, Depok, Jawa Barat, pada Selasa (4/2).

Baca Juga

Fera menjelaskan, Indonesia beruntung terpapar cahaya matahari sepanjang tahun. Meskipun musim hujan, tapi cahaya matahari tetap ada.

Sinar matahari, menurut Fera, tidak hanya menghangatkan, namun juga mengandung sinar Ultraviolet B (UVB) yang baik untuk kesehatan tubuh. Sinar UVB juga bisa membantu menonaktifkan virus.

"Sinar ultraviolet itu yang bisa membuat sel virus tidak aktif. Saya rasa itu yang membantu kita terhindar (dari virus 2019-nCoV). Mudah-mudahan sih kita terhindar terus dan tidak ada yang terkonfirmasi terinfeksi virus," ucap Fera.

Menurut Fera, virus secara umum, termasuk virus 2019-nCoV, merupakan mikroorganisme parasit yang tidak dapat berproduksi di luar sel inang. Virus baru bisa bereplikasi memperbanyak diri saat dia sudah masuk ke dalam sel hidup.

Artinya, saat virus corona berada di ruang terbuka, belum menjangkiti inang sel, virus tersebut masih dapat dilumpuhkan. Salah satunya melalui pemanasan pada suhu sekitar 56 derajat Celcius selama 30 menit.

Virus juga dapat dilumpuhkan dengan alkohol pada kadar tertentu dan cairan disinfektan yang mengandung klorin, desinfektan hidrogen peroksida, kloroform, dan pelarut lipid. Penggunaan alkohol sebanyak 75 persen dapat digunakan untuk kulit. Pemanasan selama 20 menit setelah mendidih juga dapat diaplikasikan pada peralatan atau pakaian yang digunakan di daerah tempat virus tersebut berpotensi mewabah.

"Sterilisasi alat yang memerlukan perendaman dipanaskan hingga 100 derajat Celcius dapat dilakukan untuk peralatan kecil, mainan tertentu, botol bayi, dan lainnya. Sinar ultraviolet alamiah, seperti sinar matahari dan udara bersih, juga efektif membersihkan virus, terutama virus corona," jelas Fera.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement