Selasa 04 Feb 2020 05:43 WIB

Mengenal Purple Tea Hasil Budi Daya Petani Kenya

Kadar antosianin tinggi membuat teh ini menjadi berwarna keunguan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Teh ungu berasal dari tanaman Camellia sinensis (Foto: ilustrasi teh ungu atau purple tea)
Foto: Piqsels
Teh ungu berasal dari tanaman Camellia sinensis (Foto: ilustrasi teh ungu atau purple tea)

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Teh hitam, teh hijau, dan teh oolong mungkin sudah akrab di telinga. Tapi pernahkah Anda mendengar tentang purple tea atau teh ungu? Dikutip dari laman T Ching, Selasa (4/2), jenis teh ini paling banyak dibudidayakan oleh petani Kenya, meski petani India dan Cina juga menanamnya.

Aspek agrikultur dan pariwisata adalah penyumbang pendapatan terbesar di Kenya. Dari produk pertanian, teh adalah komoditas juaranya. Selain teh hitam sebagai varietas pokok, teh ungu mulai berkembang pesat meningkatkan pendapatan petani teh Kenya.

Baca Juga

Sama seperti jenis teh lainnya, teh ungu berasal dari tanaman Camellia sinensis. Mutasi genetik berhasil memproduksi teh dengan level antosianin (salah satu jenis antioksidan) dengan kadar lebih tinggi sehingga warnanya menjadi keunguan.

Kandungan antosianin dalam teh ungu bahkan lebih tinggi dari blueberry, yakni 1,5 persen dibanding satu persen. Antioksidan tersebut memiliki banyak khasiat, termasuk melawan penyakit kardiovaskular, antikanker, dan memperbaiki penglihatan.

Teh ungu memuat polifenol lebih banyak dari teh hitam dan teh hijau, 16,5 persen untuk teh ungu, 10,1 persen dalam teh hitam, dan 9,1 persen dalam teh hijau. Polifenol bernama GHG tidak ditemukan dalam jenis teh lainnya, yang berfungsi mengurangi massa lemak.

Seperti halnya teh hijau, teh ungu memiliki kadar katekin yang tinggi, antioksidan pelindung saraf dan pembatas darah di otak. Uniknya, pada saat yang sama, kadar kafeinnya jauh lebih rendah dari teh hitam atau teh hijau.

Setelah diseduh, teh ungu berwarna gelap dengan sedikit rona keunguan. Citarasa yang mencolok dari teh ungu adalah manis dan rimbun. Secara umum, rasanya lebih menyerupai teh hijau tetapi minus rasa pahit tannin dan astringen.

Jenis teh ini sangat cocok bagi penyuka teh yang ingin menjajal alternatif lain. Sifat uniknya membuat banyak pihak mengolahnya sebagai komponen campuran. Vendor lain mengemas teh ungu dalam botol siap minum.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement