REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan vokalis Nidji Giring Ganesha memberikan dukungan penuh bagi salah satu anaknya yang bercita-cita menjadi atlet e-sports. Sebagai bentuk dukungan, Giring tak ragu untuk terlibat secara aktif dalam membimbing dan memberikan pendampingan kepada sang anak.
"Nanti anak-anak saya mau jadi apa, saya akan support dia terus, asal jangan jadi koruptor," ujar Giring usai menghadiri diskusi kesehatan bersama official eye drop untuk Piala Presiden E-sports 2020 Insto Dry Eyes, di Jakarta.
Sebagai orang tua, Giring tak pernah membatasi anak-anaknya untuk memilih cita-cita. Bagi Giring, hal terpenting yang perlu dia lakukan sebagai orang tua adalah hadir dan memberikan dukungan ketika sang anak sedang mengejar cita-citanya.
"Intinya, saya akan jaga dia terus. Dia mau jadi influencer atau youtuber, atau mau jadi dokter, atau mau jadi gamer, yang penting orang tua harus ada di sana," lanjut Giring.
Giring mencontohkan, anak sulungnya Zidane memiliki cita-cita menjadi atlet e-sports. Setidaknya ada empat hal yang Giring lakukan untuk mendukung sang anak agar bisa mewujudkan cita-citanya menjadi atlet e-sport. Berikut ini adalah keempat hal tersebut.
Menyeimbangkan Minat dan Kewajiban
Bermain game tentu merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Namun, kesenangan dari bermain game juga bisa menjadi bumerang dan menjerumuskan anak ke dalam adiksi game. Oleh karena itu, orang tua perlu hadir secara aktif untuk memberikan pendampingan.
"Bagaimana menggunakan game dan e-sports supaya lebih dekat dengan anak saya, Zidane, dengan membuat peraturan simple tapi bikin dia semangat," terang Giring.
Aturan yang Giring terapkan untuk anaknya adalah tidak boleh bermain game di hari-hari bersekolah, yaitu Senin hingga Jumat sore. Sang anak diperbolehkan untuk bermain game mulai dari Jumat sore hingga akhir pekan.
Akan tetapi, bukan berarti sang anak diperbolehkan bermain game sepanjang waktu di hari-hari tersebut. Giring tetap memberikan batasan waktu agar sang anak tidak terus-menerus hanya bermain game.
"Ada jangka waktu (bermain)," tutur Giring.
Giring Ganesha bersama buah hatinya (Foto: instagram @giringganesha)
Hari Turnamen
Untuk mempersiapkan sang anak menjadi atlet e-sports, Giring juga menetapkan Ahad sebagai hari turnamen. Di hari ini, sang anak akan diberikan kesempatan untuk bertanding game. Bila kalah, sang anak akan diberikan kesempatan kedua untuk mencoba kembali.
Bila menang, sang anak akan mendapatkan hadiah untuk bisa lanjut bermain. Giring juga kerap memberikan hadiah tambahan seperti V-Bucks, mata uang dalam game Fortnite yang bisa digunakan untuk membeli beragam item yang menunjang permainan.
"Jadi tiap Minggu pagi dia sudah semangat," jelas Giring.
Mengasah Jiwa Kompetitif Lewat Mabar
Sosok ketua penyelenggara Piala Presiden E-sports 2020 ini juga tak ragu untuk main bareng (mabar) dengan sang anak. Giring menilai mabar adalah bentuk dukungan paling sederhana yang bisa ia berikan kepada sang Anak.
Menurut Giring, mabar bisa menjadi salah satu kesempatan untuk mempererat hubungannya dengan sang anak. Di sisi lain, Giring juga memanfaatkan kesempatan mabar ini untuk mengasah jiwa kompetitif sang anak dengan cara mengerahkan kemampuan secara totalitas saat bermain.
"Kita benar-benar bermain seperti layaknya atlet e-sports. Jadi sangat-sangat kompetitif," papar Giring.
Utamakan Kesehatan
Bermain game umumnya tidak membutuhkan banyak aktivitas fisik. Di sisi lain, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar anak berusia 5-17 tahun untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya 60 menit per hari untuk menjaga kesehatan.
Oleh karena itu, Giring juga secara aktif memantau kondisi kesehatan sang anak. Seringkali Giring mengajak sang anak untuk berolahraga setelah lama bermain game. Salah satu olahraga yang dianjurkan Giring adalah olahraga dengan treadmill.
"Di luar (negeri) atlet e-sports juga melihat kesehatan fisik sebagai sesuatu yang penting. Karena dengan sehat secara fisik, dia bisa fokus lebih lama," lanjut Giring.
Selain itu, Giring juga berupaya untuk menjaga kesehatan mata sang anak. Alasannya, bermain game akan membuat sang anak menatap layar monitor dalam waktu yang lama. Kondisi ini dapat memicu terjadinya masalah mata kering. Padahal, kesehatan mata merupakan salah satu hal yang penting bagi atlet e-sports.
"Karena memang instrumen yang utama (untuk atlet e-sports) adalah mata mereka yang sehat," sambung Giring.