Kamis 30 Jan 2020 04:03 WIB

Manfaat yang Terabaikan dari Berpegangan Tangan

Berpegangan tangan dapat mempererat hubungan hingga mengurangi stres.

Rep: Puti Almas/ Red: Nora Azizah
 Berpegangan tangan dapat mempererat hubungan, menenangkan kecemasan, hingga mengurangi stres dan rasa sakit (Foto: pasangan berpegangan tangan)
Foto: Flickr
Berpegangan tangan dapat mempererat hubungan, menenangkan kecemasan, hingga mengurangi stres dan rasa sakit (Foto: pasangan berpegangan tangan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berpegangan tangan dapat mempererat hubungan, menenangkan kecemasan, hingga mengurangi stres dan rasa sakit. Berbeda dengan PDA (Public Display of Affection) atau kegiatan yang menebar kemesraan secara fisik di depan umum, berpegangan tangan memiliki arti yang sangat berbeda dan masih dapat diterima secara norma sosial karena dapat dilakukan oleh siapa saja, di usia berapa pun.

Baik dengan orang tua, anak, maupun pasangan, berpengangan tangan bisa dilakukan dalam berbagai momen. Faktaya, berpegangan tangan memberi setiap orang cara untuk memahami sesama.

Baca Juga

Dilansir Pure Wow, Kamis (30/1), sebuah penelitian menunjukkan manfaat dari berpegangan tangan yang mungkin tak pernah Anda bayangkan. Efek dari bersentuhan tangan ini diantaranya adalah berkurangnya jumlah hormon stres kortisol, tekanan darah rendah dan detak jantung yang lebih lambat.

“Berpegangan tangan mendukung konsekuensi fisiologis dari respons penuh tekanan,” ujar Matt Hertenstein, seorang psikolog ekperimental.

Efek itulah, yang membantu orang-orang yang saling berpegangan tangan terhubung. Selain itu, hormin oksitosin juga dengan mudah dihasilkan saat berpegangan tangan, membuat Anda merasa lebih dekat.

Menurut Psychology Today, orang-orang semakin kehilangan kasih sayang dan bahkan mengalami fobia sentuhan. Ini dimulai dari anak-anak, di mana mungkin para gurunya tidak lagi meletakkan tangan hangat di bahu para murid untuk menyemangati mereka, hingga berlanjut ke masa remaja, saat mereka semakin mengenal teknologi dan banyak menghabiskan waktu di depan gawai untuk berbegai keperluan.

"Bagi orang tua, berpegangan tangan dapat memiliki manfaat yang jauh lebih banyak daripada pil,” ujar Honey Langcaster-James, seorang psikolog Inggris.

Terlebih, seiring bertambahnya usia, semakin berkurangnya sentuhan dengan sesama manusia, rentan menciptakan masalah kesehatan mental. Seperti diantaranya adalah depresi dan kecemasan, bahkan dapat disertai dengan kesehatan fisik yang ikut memburuk.

“Sentuhan mengurangi rasa sakit karena serotonin yang dikeluarkan,” ujar Tiffany Field, direktur Touch Research Institute (TRI) di Fakultas Kedokteran Universitas Miami Miller.

Sebuah studi yang dilakukan pada 22 pasangan menemukan bahwa saat mereka saling berpegangan tangan, ada gelombang

otak yang tersinkronisasi. Kemudian, ketika ada panas dari suhu di kulit yang diberikan ke lengan salah satu pasangan, rasa sakit dapat berkurang.

"Ketika kita merasa seperti seseorang berbagi rasa sakit kita, itu membantu otak mengelolanya dengan lebih baik." Kata ketua tim studi, Pavel Goldstein.

Goldstein mengaku terinspirasi melakukan penelitian, setelah melihat efek berpengangan tangan yang membantu istrinya selama persalinan. Seperti diketahui, berpegangan tangan dapat menghasilkan hormon oksitosin yang juga dihasilkan melalui kontraksi otot rahim saat perempuan akan melahirkan.

“Bisa jadi sentuhan adalah alat untuk mengkomunikasikan empati, menghasilkan efek analgesik, atau penghilang rasa sakit,” jelas Goldstein.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement