Rabu 29 Jan 2020 21:22 WIB

Memilih Produk Asuransi yang Tepat untuk Penyakit Kronis

Sesuaikan produk asuransi yang dipilih dengan kondisi penyakit yang diidap.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Reiny Dwinanda
Pilih asuransi kesehatan yang paling sesuai dengan kebutuhan, termasuk untuk penyakit kronis. (Ilustrasi)
Foto: bjp
Pilih asuransi kesehatan yang paling sesuai dengan kebutuhan, termasuk untuk penyakit kronis. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan ini, angka kejadian penyakit kronis seperti jantung, ginjal, hingga kanker semakin meningkat. Untuk menghadapi penyakit berat tersebut, tidak hanya dibutuhkan fisik dan mental yang kuat, tetapi juga kesiapan finansial.

Perencana keuangan dari Sipundi.id, Mada Aryanugraha, mengungkapkan bahwa salah satu cara mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan mendadak, seperti untuk pengobatan penyakit kronis, ialah dengan mempersiapkan asuransi. Dalam memilih asuransi, menurut Mada, ada sejumlah hal yang harus menjadi pertimbangan.

Baca Juga

Dari sisi nilai, Mada menyarankan untuk memilih asuransi yang memberikan uang pertanggungan minimal Rp 500 juta. Ia mengingatkan bahwa biaya pengobatan penyakit kronis itu sangat mahal.

"Biayanya mulai puluhan sampai ratusan juta, jadi butuh persiapan dana yang besar," kata Mada di Jakarta, Rabu (29/1).

Meski demikian, menurut Mada, pemilihan produk asuransi tetap harus disesuaikan dengan kemampuan membayar premi. Jangan sampai hal tersebut memberatkan hingga mengorbankan dana untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, menurut Mada, memilih produk asuransi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, untuk produk asuransi penyakit kronis, sebaiknya mencari tahu lebih dulu riwayat penyakit keluarga.

Dari sisi perusahaan asuransi, menurut Mada, pastikan perusahaan memiliki bisnis yang sehat dan masa depan yang panjang.  Hal itu mempertimbangkan masa pertanggungan yang mencapai puluhan tahun.

Mada merekomendasikan, perusahaan asuransinya jangan hanya ada di Indonesia. Lebih baik pilih yang perusahaan global.

"Kalau ada apa-apa pertanggungjawabannya lebih aman," tutur Mada.

Tidak hanya itu, ketika polis sudah jadi, pemegang diminta membaca isinya secara rinci. Kebanyakan orang merasa tertipu membeli asuransi karena tidak memahami isi polis. 

"Membaca polis itu tujuannya biar kita tahu apa yang menjadi hak kita," ungkap Mada.

Lebih lanjut, Mada mengingatkan bahwa ketika membeli asuransi kesehatan, belum tentu semua penyakit akan ditanggung. Hal tersebut harus diketahui masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement