Senin 27 Jan 2020 04:11 WIB

Ini Kata Pakar Soal V-Shape Wajah

V-Shape atau membentuk wajah menjadi oval menjadi tren di kalangan perempuan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Bentuk wajah oval dan meruncing serupa huruf V atau V-Shape tengah digandrungi banyak perempuan, khususnya di benua Asia (Foto: ilustrasi pembentukan wajah)
Foto: rsbinaestetika
Bentuk wajah oval dan meruncing serupa huruf V atau V-Shape tengah digandrungi banyak perempuan, khususnya di benua Asia (Foto: ilustrasi pembentukan wajah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bentuk wajah oval dan meruncing serupa huruf V atau V-Shape tengah digandrungi banyak perempuan, khususnya di benua Asia. Menurut dokter estetika Ratna Widyaningsih, tren tersebut berkembang seiring dengan populernya swafoto.

Ratna menjelaskan, tren swafoto yang mengemuka pada 2013 memicu banyak orang ingin terlihat berwajah tirus. Ciri-cirinya, wajah bagian bawah mengerucut, tulang pipi penuh, bagian tengah wajah bervolume, dan hidung tampak tegas.

Baca Juga

Ada sebagian orang yang memang secara alami memiliki bentuk wajah tersebut. Penata rias profesional pun memiliki cara agar wajah tampak menyerupai V-Shape, begitu pula dokter kecantikan yang melakukan kontur dengan sejumlah penanganan.

"Tujuan utama pakar kesehatan merancang face reshaping V-Shape agar wajah terlihat lebih feminin, tapi kini paradigmanya salah kaprah," kata Ratna pada sesi bincang santai "Unlocking the Code for Ageless Beauty" yang digelar Miracle Aesthetic Clinic, belum lama ini di Jakarta.

Tidak sedikit orang yang berlomba-lomba mengubah wajahnya menjadi oval lantaran pola pikir V-Shape sebagai bentuk wajah ideal. Akibatnya, proporsi wajah menjadi tidak seimbang dan tidak harmonis, segelintir orang terus meruncingkan dagu sampai tidak natural.

Ratna yang praktik di bilangan Kemang, Jakarta, membagikan pandangannya tentang proporsi wajah ideal. Dia mengatakan, setiap orang punya karakteristik bentuk wajah yang berbeda, mulai dari oval, kotak, bulat, bentuk hati, dan oblong.

Alih-alih mengubah itu menjadi sesuatu yang bukan diri sendiri, lebih baik menerima fisik dan mencari cara terbaik merawatnya. Adapun individu yang ingin melakukan penyempurnaan bentuk wajah, semestinya mengacu pada struktur wajah masing-masing.

Seiring bertambahnya usia, memang ada efek proses penuaan di wajah. Tidak hanya pada permukaan kulit bagian luar, tetapi juga berkurangnya massa otot dan massa tulang.

Setiap orang tidak bisa menghindarinya, tetapi bisa mencari cara merawatnya. Misalnya, membuat wajah lebih simetris dan proporsional, atau menangani kulit kendur dengan face reshaping sesuai versi wajah.

"Setiap perempuan punya karakteristik kecantikan masing-masing. Jangan sampai kehilangan itu," ujar Ratna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement