REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggemar berat sepakbola yang mengalami stres fisik luar biasa ketika menyaksikan timnya bertanding berisiko mengalami serangan jantung. Kesimpulan itu didapat dari hasil penelitian di University of Oxford, Inggris.
Studi tersebut meneliti air liur penggemar setia tim sepakbola. Dari situ diketahui bahwa penggemar berat sepakbola mengalami tingkat stres fisik yang hebat tatkala menonton tim kesayangannya, terlebih jika kalah.
Bahkan diketahui, efek yang timbul bisa berupa meningkatnya tekanan darah dan tegangan di jantung. Kondisi itu membuat orang rawan terkena serangan jantung.
"Penggemar yang terlalu melebur dengan tim kesayangan mereka, utamanya yang memiliki perasaan kuat seolah menjadi bagian dari tim, mengalami respons stres fisiologis luar biasa saat menonton pertandingan," kata Dr Martha Newson, peneliti di Center for the Study of Social Cohesion, di Oxford seperti dilansir BBC, Ahad (26/1).
Peneliti sengaja memilih sampel pada penggemar klub Brasil, tim yang sempat kalah pada Piala Dunia 2014 lalu. Dalam prosesnya, para peneliti menemukan adanya kadar hormon kortisol yang meroket selama kekalahan kandang 7-1 di semifinal 2014.
Lebih lanjut, berdasarkan keterangannya, kadar kortisol yang tinggi dalam waktu tertentu juga berisiko menyempitkan pembuluh darah. Selain itu, kondisi tersebut juga meningkatkan tekanan darah dan merusak hati yang sudah melemah.
Peneliti beranggapan, hal ini bisa berbahaya, terlebih ketika tekanan darah dan jantung melonjak tajam. Akan tetapi, para peneliti tidak menemukan perbedaan tingkat stres antara pria dan wanita selama pertandingan, meskipun pria diduga lebih dekat dengan tim sepakbola idola.
"Penggemar yang lebih banyak menjadi pendukung biasa juga mengalami stres tetapi tidak terlalu luar biasa," kata Newson.
Mengutip penelitian sebelumnya, para peneliti telah menunjukkan bahwa terjadi peningkatan serangan jantung di kalangan penggemar pada hari-hari pertandingan penting. Itu melanda orang yang mendukung kesebelasan klub ataupun tim naisonal.
Lebih lanjut, menurut para peneliti Universitas Oxford, ada 40 air liur subjek penggemar yang dijadikan studi penelitian. Berdasarkan informasi, seluruh air liur itu dikumpulkan pada sebelum, selama, dan setelah dari tiga pertandingan akhir piala dunia.
"Itu adalah pertandingan yang mengerikan, begitu banyak orang melepaskan emosinya sampai terisak-isak," kata Newson.
Seorang fan berat Brasil menangis di pelukan temannya usai menyaksikan timnas Brasil menelan kekalahan pahit 1-7 dari Jerman di semifinal Piala Dunia di Stadion Mineirao, Belo Horizonte, Selasa (8/7/2014).
Namun demikian, menurut Newson, suporter bola selama ini telah melakukan tindakan spontan untuk mengurangi tingkat stresnya. Mereka biasanya melemparkan lelucon atau berpelukan hingga meredakan gejolak emosi sebelum pertandingan berakhir.
Untuk lebih mendukung pengurangan stres, Newson menyarankan agar stadion bisa meredupkan lampu stadion. Memainkan musik yang menenangkan setelah pertandingan juga direkomendasikan.
"Klub juga dapat menawarkan pemeriksaan jantung atau tindakan kesehatan lainnya kepada fan beratnya," ungkapnya.