REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelajahi spot destinasi kuliner di Jakarta tak akan pernah ada habisnya. Seperti kawasan Wolter Monginsidi yang sudah banyak dikenal sebagai tempatnya kuliner Korea, bahkan sebagian orang menyebut daerah ini sebagai kawasan Kampung Korea di Jakarta.
Di tengah-tengah ragam kuliner Korea di bilangan Senopati, Jakarta Selatan, tampak ada spot destinasi kuliner yang cukup berbeda dari kuliner lainya, ya dialah restoran Marrakech Cuisine yang menyajikan menu khas masakan Maroko.
“Nama Marrakech diambil dari kata marrakesh yang artinya mutiara dari Selatan. Ia merupakan kota di Barat daya Maroko, di kaki Pegunungan Atlas,” ungkap pemilik Restoran Marrakech, Maria Rotinsulu El Mourabiti di Jakarta, Jumat (24/1).
Restoran Maroko yang berada di bilangan Wolter Monginsidi nomor 39 Jakarta ini menyuguhkan beragam masakan Maroko, antara lain Lamb Shank with Prune, Beef Tagine Raisin, Couscous by Fatimah El Baamri, Kofta Tagine Lamb or Beef atau bakso Maroko tanpa tepung alias murni daging.
Maria memang senang masakan Maroko, bahkan ia belajar hingga dua tahun untuk bisa mendapatkan cita rasa khas masakan Maroko. “Saya belajar masakan Maroko selama dua tahun langsung dari ibu mertua saya,” kata Maia yang bersuamikan pria Maroko, Ismail El Mourabiti.
Ilmu masak yang ia dapatkan dari Maroko, ia tularkan kepada sejumlah juru masak di Indonesia. Alhasil, lahirlah restoran yang menyuguhkan masakan bercita rasa autentik Maroko namun dekat dengan masyarakat Indonesia.
“Saya dan suami suka makanan Maroko, akhirnya kami membuat tempat ini, karena kami yakin penikmat menu authentic Maroko masih banyak di Jakarta ini. Menu Maroko selalu punya cerita setiap kita bersantap,” imbuh Maria.
Selain masakan, Maria juga menyajikan nuansa suasana Maroko yang sangat kental lewat dekorasi maupun ornamen. “Sehingga, ketika berkunjung ke restoran ini serasa pelesir ke Maroko meski sebenarnya berada di Jakarta,” ujarnya.
Bagi penjelajah rasa yang ada di Jakarta, jangan lewatkan untuk menjajal eksotika masakan Maroko ini. Soal harga, cukup terjangkau yaitu rata-rata Rp.60.000 rupiah. “Makanan Maroko sekarang banyak diminati. Masakan ini memang mengandung unsur yang agak pedas, sehingga mungkin lebih mengena dan diterima lidah orang Indonesia,” ungkapnya.
Maria menjelaskan, kuliner Maroko berbeda dengan masakan Arab atau Turki. “Maroko memiliki kuliner dengan rasa yang istimewa. Maroko istimewa, karena negara itu bekas jajahan Perancis. Jadi kesan aristokrat dengan kuliner Maroko sangat kuat. Karena itulah saya menyajikan sensasi autentik,” ungkapnya.
Menurut Maria, sebagian besar masakannya mengandung gizi tinggi seperti saffron, minyak zaitun, minyak samin, daun ketumbar, bawang Bombay yang semuanya disajikan secara fresh. “Minyak-minyak kami impor langsung dari Maroko sehingga memiliki rasa yang autentik,” jelasnya.
Kandungan dalam saffron mengandung nutrisi tinggi. Rempah ini berasal dari bunga Crocus sativa yang memiliki kandungan Mangan (Mn). Khasiatnya membantu menjaga kesehatan tulang, menangkal radikal bebas, maupun membantu dalam sistem metabolisme.
Begitu juga minyak samin atau mentega yang banyak ditemui di setiap masakan Timur Tengah, termasuk Maroko. “Khasiatnya untuk pencernaan, anemia mencegah penyakit jantung dan masih banyak lagi khasiatnya,” tuturnya.
Restoran Maroko ini juga menyajikan menu masakan Timur Tengah yang sudah tak asing lagi di Indonesia, yaitu menu Nasi Biryani dan Nasi Mandhi. “Bagi orang Indonesia pada umumnya, kalau belum makan nasi, maka dibilang belum makan. Masakan Maroko tidak menyediakan nasi, melainkan roti. Karena itulah, kami menyajikan masakan Timur Tengah berupa Nasi Biryani dan Nasi Mandhi,” paparnya.
Untuk memberikan nuansa hangat, Restoran Maroko ini juga menyajikan Lentil soup yang terbuat dari kacang-kacangan khas Maroko, begitu juga ada Loubia Baida terbuat dari kacang putih (haricot). “Kalau di kita kenal dengan kacang merah, maka di Maroko ada haricot atau kacang putih, gizinya juga tinggi,” ungkapnya.
Selain menu masakan, Marrakech Cuisine juga menyajikan minuman khas Maroko, seperti teh dan kopi Maroko. Seperti nous nous coffe atau kopi setengah-setengah merupakan cara penyajian setengah kopi dan setengah susu yang sangat digemari di Maroko.
Sementara Moroccan tea adalah teh mint khas Maroko yang bisa dinikmati dengan gula atau tawar. Untuk Moroccan mix juice adalah jus yang banyak ditemukan di Maroko dengan campuran buah-buahan.
“Sejauh ini respons teman-teman dan pengunjung yang datang ke Marrakech sangat positif dan mereka tertarik datang dan datang lagi, karena sensasinya autentik, Maroko banget,” kata Maria.
Diskon Khusus untuk Ormas Islam
Untuk mengenalkan masakan Maroko kepada umat Islam di Jakarta, Maria siap memberikan diskon hingga 10 persen untuk anggota yang memiliki kartu tanda anggota ormas Islam. “Dengan cara menunjukkan KTA ormas, maka secara otomatis akan mendapatkan diskon khusus,” ujarnya.
Alasan Maria memberikan diskon, agar umat Islam lebih mengenal cita rasa masakan Maroko yang ada di Marrakech Cuisine. Menurutnya, saat ini yang banyak terkenal masakan Arab, maka Maroko juga memiliki cita rasa tinggi dalam kuliner.
Selain bisa datang langsung ke restoran, penikmat masakan Maroko juga bisa langsung order atau reservasi melalui form yang telah disediakan di situs resmi bernama restoranmaroko.com. Hal ini untuk memudahkan penikmat masakan Maroko yang tidak sempat keluar rumah.
“Diskon untuk anggota ormas ini berlaku selama tahun 2020 saja, jadi silakan mencoba masakan khas Maroko, sembari menikmati alunan musik Maroko dan nuansa khas Maroko,” ujarnya.
Saat ini, baru satu cabang Marrakech di Jakarta. Tidak tertutup kemungkinan, akan hadir cabang lainnya. “Kami memulai dengan cabang pertama di kawasan Senopati. Insya Allah, semoga Allah izinkan, kami ingin membuka cabang-cabang lainnya di Jakarta,” ujar Maria.