REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ir Ali Khomsan mengatakan, Hari Gizi Nasional (HGN) ke-60 merupakan momentum pemerintah untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia, terutama kaum Hawa yang akan melahirkan anak-anak sehat. Ia mengungkapkan bahwa stunting masih menjadi masalah besar bangsa.
"Tema tahun ini Gizi Optimal untuk Generasi Milenial relevan dengan masalah yang sedang dihadapi bangsa saat ini yaitu bergulat melawan kekerdilan (stunting)," kata Ali saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Kekerdilan atau kondisi tubuh anak lebih pendek dari anak seusianya memerlukan intervensi pemerintah di luar 1.000 hari kehidupan pertama. Tujuannya agar kaum milenial bisa memberikan keturanan sehat dan cerdas.
Persoalan itu, menurut Ali, penting diatasi mengingat saat ini masih banyak anak-anak remaja menderita atau mengalami anemia. Hal tersebut otomatis membawa pengaruh apabila mereka sudah menjadi ibu dan melahirkan anak.
"Kalau dia tetap dalam kondisi anemia pada saat melahirkan, maka peluang bayi berat rendah itu besar," kata Guru Besar bidang gizi Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB Bogor tersebut.
Pencegahan kekerdilan tadi penting dilakukan saat anak-anak memasuki usia remaja sehingga asupan gizinya tercukupi, terutama Fe atau besi. Jika kebutuhan itu dapat dipenuhi maka mereka memiliki Hemoglobin (Hb) yang baik.
Oleh sebab itu, tema peringatan HGN ke-60 dinilai pas dalam menyadarkan dan menyelamatkan generasi milenial dalam menyongsong masa depannya. Apalagi, menurut Ali, selama ini pemerintah lebih cenderung melirik golongan rawan dalam hal penanganan gizi.
Padahal, generasi muda tadi memiliki pengaruh besar untuk keberlangsungan sumber daya manusia. "Golongan rawan yaitu anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Tiga golongan yang selama ini menjadi fokus pemerintah," ujarnya.