Kamis 16 Jan 2020 16:33 WIB

Alternatif Pengganti Plastik yang Bisa Dipakai di Sekolah

Pelarangan plastik sekali pakai di lingkungan sekolah adalah hal yang baik.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Nora Azizah
Pelarangan plastik sekali pakai di lingkungan sekolah adalah hal yang baik (Ilustrasi Siswa Makan Siang di Sekolah)
Foto: Flickr
Pelarangan plastik sekali pakai di lingkungan sekolah adalah hal yang baik (Ilustrasi Siswa Makan Siang di Sekolah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jakarta, Adrie Charviandi, menilai pelarangan plastik sekali pakai di lingkungan sekolah adalah hal yang baik. Namun, sekolah harus menyiapkan fasilitas pengganti penggunaan plastik tersebut sehingga aktivitas di sekolah tetap bisa berjalan dengan nyaman.

Mempersiapkan fasilitas seperti air minum gratis yang bisa diambil dengan tumbler dinilainya penting untuk mengurangi tumpukan sampah plastik. Selain itu, mempersiapkan komunikasi yang baik bagi warga sekolah juga dianggap harus diperhatikan dengan serius.

Baca Juga

"Mempersiapkan fasilitas informasi dan komunikasi, serta solusi ketika ada gap atau hambatan dalam pelaksanaannya," kata Adrie, ketika dihubungi Republika, Kamis (16/1).

Adrie juga menyebut contoh yang paling sederhana seperti, sekolah bisa membuat aturan agar para siswa-siswi membawa kotak makanan dari rumah masing-masing. Sehingga, ketika mereka membeli jajanan pada waktu istirahat bisa memakai kotak makan tersebut untuk menjadi wadah makanannya.

"Ini juga sebagai bentuk meminimalisir sumber timbunan sampah," kata Adrie menegaskan.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim membuat aturan di lingkungan Kemendikbud agar para pekerjanya menghilangkan penggunaan kantong dan botol plastik. Hal ini dinilai menarik untuk kemudian diadopsi di sekolah-sekolah di Indonesia.

Menurut Adrie, langkah yang diambil Mendikbud tersebut sangat baik. Sebab, membuat sebuah kebijakan untuk masyarakat haruslah dilakukan terlebih dahulu oleh pejabat. Hal ini menunjukkan pejabat pemerintahan bisa memberikan contoh yang baik bagi masyarakat terkait meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai.

"Adanya pelarangan di lingkungan Kemendikbud bagus sebenarnya, karena sebagai salah satu bentuk memberi contoh di tingkat kepemerintahan bukan hanya masyarakat atau perusahaan saja yang disuruh tanpa ada contoh dari pemerintah," kata Adrie menjelaskan.

Meskipun demikian, ia melanjutkan pelarangan plastik secara keseluruhan memang sulit untuk dilakukan. Oleh sebab itu, menurut dia, perlu diperjelas barang plastik apa saja yang boleh ataupun tidak boleh digunakan di lingkungan sekolah.

Pelarangan plastik di sekolah, lanjut dia, juga harus memperhatikan masyarakat di luar lingkungan sekolah yang berjualan untuk siswa-siswi di sekolah tersebut. Menurut dia, ada baiknya sebelum melakukan pelarangan penggunaan plastik sekali pakai, dilakukan sosialisasi terlebih dulu untuk pedagang jajanan di sekitar sekolah.

"Sehingga tidak menyulitkan juga para siswa atau para guru yang mau jajan," kata dia.

Alternatif untuk membawa minum dan makan dalam kemasan di sekolah juga perlu diperhatikan. Pada akhirnya, yang dibutuhkan adalah bagaimana pelarangan plastik sekali pakai di sekolah ini menjadi kebiasaan siswa-siswi dan juga guru dalam kehidupannya di luar sekolah.

Adrie menyebutkan, sekolah perlu memperhatikan tempat pembuangan sampah yang memadai. Selain itu, pembiasaan dalam berperilaku ramah lingkungan dan pendukung lainnya juga perlu diperhatikan sehingga dapat memaksimalkan aturan yang akan diberlakukan.

"Jadi, kalau ditanya bisa atau tidak ya bisa aja selama hal tersebut di atas diperhatikan dan dijalankan dengan sepenuh hati," kata Adrie.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement