Rabu 15 Jan 2020 07:07 WIB

Kapan Si Kecil Diberikan Potty Training?

Orangtua harus lebih dulu siap sebelum melatih anaknya ke toilet.

Rep: Mabruroh/ Red: Nora Azizah
 Untuk mulai melatih pergi ke toilet kepada anak kecil, kuncinya ada pada orang tua (Ilustrasi Potty Training)
Foto: Pxhere
Untuk mulai melatih pergi ke toilet kepada anak kecil, kuncinya ada pada orang tua (Ilustrasi Potty Training)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk mulai melatih pergi ke toilet kepada anak kecil, kuncinya ada pada orang tua. Orang tua harus terlebih dahulu siap sebelum melatih anaknya ke toilet.

Pelatihan Potty sendiri merupakan satu tugas besar yang harus dihadapi semua orang tua baru. Seperti mengatur kapan waktu harus membawa anak ke kamar kecil, bagaimana tekniknya dan penanganan kemungkinan buruk anak tidak sempat ke kamar kecil. Orang tua, harus siap sebelum mulai melatih anak mereka.

Baca Juga

Biasanya orang tua mulai memperkenalkan kamar kecil atau toilet kepada anak-anak antara usia 18 dan 24 bulan. Tetapi beberapa anak mungkin belum siap sampai mereka mencapai usia 3 tahun.

Mulai latihan pispot hanya pada saat anak Anda siap. Karena mungkin butuh waktu lebih lama untuk melatih anak Anda jika Anda memulainya terlalu dini.

Dilansir dari healtshite.com, Rabu (15/1), kesabaran adalah kunci keberhasilan latihan toilet. Lalu bagaimana cara memeriksa apakah anak saya sudah siap untuk dilatih menggunakan toilet?

Ajukan sendiri pertanyaan ini kepada anak dan jika itu jawabannya adalah 'ya', maka anak telah siap untuk pelatihan pispot. Jangan lupa untuk belanja produk terkait seperti wc anak untuk mendukung pelatihan toilet.

Selain itu, pastikan anak sudah bisa melepas celana sendiri sebelum melatih toilet. Serta kecelakaan tidak dapat dihindari, tetapi memberikan sanksi hukuman juga bukan cara baik dalam melatih anak menggunakan toilet.

Berikut ini kiat-kiat yang dapat membantu latihan toilet lebih mudah untuk para orang tua :

Pertama, memberitahu anak manfaat menggunakan toilet. Anda bisa mulai mengatakan bahwa anak sudah bisa menyiram, seperti yang ibu dan ayah lakukan.

Kedua, pilihlah kata untuk menggambarkan cairan tubuh anak Anda yang harus dikeluarkan tersebut dan konsisten dalam penggunaannya. Tapi jangan menyebutnya kotor atau bau.

Beberapa ahli menyarankan menggunakan kata-kata formal seperti buang air besar, buang air kecil dan bukan bahasa gaul. Mereka mengatakan, menggunakan istilah bayi bisa menjadi hal yang memalukan ketika anak-anak tersebut bertambah tua.

Ketiga, mengajari anak cara menggunakan pispot. Misalnya jongkok, membasuh dan menyiram usai buang air besar ataupun buang air kecil.

Keempat, pilih pispot yang tepat serta model yang aman bagi anak, agar saat anak melompat pispot tidak terbalik.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement