REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasihat Keuangan Yap Ming Hui, pendiri Whitman Independent Advisors, mengatakan, untuk memulai kebiasaan menabung dibutuhkan perubahan pola pikir. Hal ini penting dilakukan, terutama bagi anak muda yang baru memasuki dunia kerja.
Yap mengatakan, soal manajemen keuangan, orang cenderung terbagi dalam dua kelompok. Ada yang biasa menabung dan ada yang terbiasa hidup boros.
"Seorang penabung mengakumulasikan kapitalnya dan memulai bisnis baru atau menjadi investor, sedangkan si pemboros akan berakhir sebagai peminjam duit atau debitur," kata Yap dilansir dari The Star Online.
Menurut Yap, pemboros adalah mereka yang tak menabung sedikit pun dari penghasilan per bulannya. Mereka selalu merasa penghasilannya tak pernah cukup dalam kondisi bagaimanapun.
Jika si pemboros tidak memulai kebiasaan menabung, menurut Yap, maka ia akan terus terbiasa menghabiskan. Ia pun menyarankan agar para pemboros untuk memulai kebiasaan menabung dengan memulai hal kecil.
"Paksakan diri Anda untuk menabung bahkan jika itu sedikit. Ketika penghasilan Anda naik, lantaran memiliki kebiasaan menabung, maka Anda akan menabung dengan jumlah lebih banyak," ucap Yap.
Namun,menurut Yap, idealnya setiap orang menabungkan sekitar 30 persen sampai 55 persen dari pendapatan kotornya setiap bulan jika ingin mewujudkan kebebasan finansial di kemudian hari. Dia mengatakan, kebiasaan menabung dan presentasi ideal tabungan juga penting diajarkan pada anak muda yang baru memasuki dunia kerja.
Yap mengatakan, anak muda sangat jarang dididik untuk menabung. Hal inilah yang mengakibatkan banyak anak muda saat ini cenderung memiliki masalah finansial.
Untuk itu , perubahan pola pikir soal menabung harus diajarkan. Berikut lima pola pikir yang harus diterapkan agar terbiasa menabung.
1. Simpan terlebih dahulu, belanjakan kemudian
Orang-orang cenderung melakukan sebaliknya. Padahal, akan selalu lebih baik untuk menabung terlebih dahulu, lalu lihat apakah Anda memiliki uang untuk dibelanjakan.
Salah satu caranya adalah dengan menerpakan skema transfer otomatis dari rekening gaji ke rekening tabungan. Tetapkan angkanya dan itu akan menjadi awal yang baik.
2. Utamakan investasi pada diri sendiri
Daripada menempatkan uang pada investasi yang berisiko tinggi, Anda sebaiknya mendaftarkan diri untuk sebuah kursus. Hal ini akan membuka peluang Anda untuk memulai sebuah bisnis ataupun lebih mapan dalam mengelola keuangan dan investasi.
Renungkan kembali apa yang penting dalam hidup Anda
Seseorang berbelanja berdasarkan nilai yang dianut. Apa yang penting buat Anda sangat berbeda dengan orang lain.
Jadi, renungkan kembali setiap pengeluaran yang Anda habiskan. Misalkan, apakah penting untuk makan siang bersama teman secara rutin atau apakah penting untuk selalu memperbarui gawai setiap ada versi terbaru.
4. Pahami pentingnya sedikit menunda
Misalkan, alih-alih meminjam ke bank untuk membeli mobil, Anda sebaiknya menginvestasikan uang yang ada. Ketika investasi itu berbuah, Anda akan dimungkinkan untuk membeli mobil idaman secara tunai.
5. Pilihlah tabungan dalam wujud nyata
Menyimpan uang di bank dan mengharapkan bunga bank akan membuat Anda mencapai kebebasan finansial di masa depan bukanlah cara yang tepat. Anda sebaiknya menyimpan uang dalam bentuk properti ataupun bentuk lainnya yang nilainya dimungkinkan terus meningkat setiap tahun.