REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Sambung bulu mata telah menjadi tren kecantikan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Menyusul popularitas eye lash extension, dokter memperingatkan adanya ancaman kesehatan utama yang bisa mengintai, yakni kutu.
Anda mungkin tidak akan dapat melihatnya dengan mata telanjang, tetapi kotoran yang tertinggal di sekitar mata akan terlihat. Dokter mengatakan, makin banyak pasien yang didiagnosis dengan kutu bulu mata.
Dilansir CBS New York, Senin (13/1) disebutkan, tidak seperti tungau atau kutu besar yang biasanya ditemukan di kulit kepala anak-anak, parasit ini jauh lebih kecil. Kutu yang sama yang dapat ditemukan di tempat tidur dan serangga lainnya juga dapat tumbuh pada bulu mata palsu itu.
"Bakteri masuk dan mata menjadi merah dan meradang dan dengan peradangan bakteri datang dengan banyak infeksi, kekuningan, dan lendir kehijauan," kata ahli mata Carolina Selatan, Dr Dorothy Park, mengenai lem yang digunakan di salon untuk menempelkan bulu mata sambung.
David Samimi, seorang ahli bedah okuloplastik dari Dignity Health, mengatakan bahwa kutu tersebut dapat pindah ke siapa pun, tetapi lebih cenderung menginfeksi orang yang memiliki bulu mata sambung. Ini karena benda asing di sekitar mata, seperti bulu mata sambung, sangat sulit untuk dibersihkan. Kabar baiknya, kutu ini dilaporkan mudah diobati.
"Biasanya pasien akan membersihkan dengan tree tea oil untuk menghilangkan kotoran di kelopak mata. Kita juga bisa melakukan pembersihan mendalam di klinik," kata Samimi.
Perawatan rata-rata untuk kutu bulu mata membutuhkan waktu sekitar enam pekan. Untuk menghindari serangan yang mengerikan, para ahli kesehatan mendesak pelanggan bulu mata untuk tetap dengan ritual pembersihan harian.