REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL— Superstar Justin Bieber mengumumkan ia menderita penyakit Lyme pada Rabu (8/1). Dalam sebuah unggahan di Instagram, Bieber mengatakan, dia akan membahas perjuangannya melawan penyakit yang disebabkan oleh gigitan kutu dalam sebuah film dokumenter Youtube.
“Sudah beberapa tahun yang sulit tetapi mendapatkan perawatan tepat akan membantu mengobati penyakit yang sejauh ini tidak dapat disembuhkan dan saya akan kembali dan lebih baik dari sebelumnya,” kata Bieber, seperti yang dilansir dari The Korea Herald, Kamis (9/1).
Pria berusia 25 tahun ini memanggil kritikus yang mengomentari penampilannya dengan mengatakan Bieber terlihat seperti sedang mengonsumsi Methamphetamine.
“Mereka gagal menyadari saya baru-baru ini didiagnosis dengan penyakit Lyme, tidak hanya itu tetapi memiliki kasus serius mono kronis yang mempengaruhi saya, kulit, fungsi otak, energi dan kesehatan secara keseluruhan,” ujarnya.
View this post on InstagramWhile a lot of people kept saying justin Bieber looks like shit, on meth etc. they failed to realize I've been recently diagnosed with Lyme disease, not only that but had a serious case of chronic mono which affected my, skin, brain function, energy, and overall health. These things will be explained further in a docu series I'm putting on YouTube shortly.. you can learn all that I've been battling and OVERCOMING!! It's been a rough couple years but getting the right treatment that will help treat this so far incurable disease and I will be back and better than ever NO CAP
Bagian foto dari unggahan Bieber menunjukkan artikel TMZ yang melaporkan bahwa dokumenter Youtube ditetapkan rilis pada 27 Januari.
“Kami bisa mengetahui semua yang telah aku perjuangan dan mengatasi (ini),” kata dia menulis di Instagram.
Menurut Pusat Pnegendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, (CDC) penyakit Lyme ditularkan ke manusia melalui kutu yang terinfeksi. Gejala yang dirasakan adalah demam, kedinginan, sakit kepala, kelelahan, nyeri sendi, dan ruam seperti mata banteng yang terjadi pada 70 hingga 80 persen infeksi.
Kebanyakan orang yang diobati dengan antibiotik pada penanganan awal sepenuhnya pulih. Meskipun demikian, menurut CDC, infeksi dapat menjadi parah atau berkepanjangan dalam beberapa kasus.