Setiap orangtua pasti ingin agar anaknya tumbuh pintar, cerdas, dan bisa sekolah atau mengenyam pendidikan hingga ke bangku kuliah. Tapi tahu sendiri lah ya, biaya pendidikan semakin mahal. Setiap tahun naik sekitar 10%.
Kalau dihitung-hitung, kebutuhan biaya pendidikan anak dari tingkat SD hingga perguruan tinggi bisa mencapai ratusan juta rupiah. Jumlah yang sangat besar untuk investasi pendidikan anak. Itu untuk satu anak, bagaimana jika punya dua anak atau lebih. Wah, bisa sampai miliaran rupiah.
Meski sudah paham dengan besarnya biaya pendidikan anak, namun orangtua pasti akan berusaha, bekerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bahkan mereka rela berhemat selama bertahun-tahun agar dapat membayar biaya sekolah anak setiap bulan.
Itu semua dilakukan orangtua agar sang anak bisa meraih pendidikan yang lebih tinggi dibanding mereka. Memiliki masa depan yang lebih baik.
Baca Juga: Menghitung Biaya Sekolah Anak dan Pilih Tabungan Pendidikan yang Tepat
Berapa Total Dana yang Dibutuhkan?
Berapa total dana yang dibutuhkan?
Total biaya pendidikan anak sangat bergantung pada jenjang pendidikannya. Jika Anda sebagai orangtua ingin menyekolahkan anak dari SD sampai kuliah atau menjadi sarjana, maka dana yang perlu dipersiapkan mencapai ratusan juta rupiah.
Beda lagi kalau Anda menyekolahkan anak ke luar negeri. Biaya pendidikannya berpotensi mencapai dua atau tiga kali lipatnya, mengingat biaya pendidikan di luar negeri jauh lebih mahal dibanding di Indonesia.
Kalau dibayangin memang bikin pusing tujuh keliling. Jadi lebih baik dijalani saja. Salah satu yang dapat Anda lakukan untuk mengumpulkan dana pendidikan anak, adalah mengatur keuangan sejak dini.
Begini Caranya Mengatur Keuangan untuk Biaya Pendidikan Anak
Begini caranya mengatur keuangan untuk dana pendidikan anak
1. Buat perencanaan yang matang
Pertama, buatlah perencanaan keuangan dengan matang. Perencanaannya harus dibuat sedini mungkin atau sebelum anak menginjakkan pendidikan di tingkat awal, seperti PAUD atau TK. Sehingga uang yang dapat terkumpul semakin banyak.
Ketika anak sudah tumbuh besar, masuk SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi, Anda tidak perlu terlalu memporsir tenaga dan pikiran untuk biaya pendidikan tersebut. Sebab dana sudah tersedia dari usaha Anda mengatur keuangan.
Misalnya anak mau masuk TK, Anda sudah mengumpulkan uang sejak anak lahir. Untuk masuk SD, dana pendidikan sudah terkumpul saat anak sekolah TK, dan begitu seterusnya. Ingat, perencanaan harus disertai komitmen kuat, sehingga praktiknya dapat lebih mudah diakukan. Pendidikan anakpun dapat terjamin.
2. Atur arus kas pengeluaran
Dalam kurun waktu 10-15 tahun lagi, anak Anda sudah duduk di bangku kuliah. Sudah berapa uang yang berhasil Anda kumpulkan? Kalau masih kurang, Anda masih punya waktu untuk mengumpulkannya karena Anda sudah merencanakannya dengan matang.
Agar uangnya semakin cepat terkumpul, coba atur pengeluaran dengan baik. Pangkas pos-pos pengeluaran yang tidak terlalu penting atau mendesak, lalu alihkan sisanya pada tabungan pendidikan anak.
Meski pengeluaran yang berhasil dihemat tidak terlalu besar, tetapi jumlahnya cukup untuk menambah tabungan Anda saat ini. Kalau Anda rutin melakukannya, maka jumlah tabungan akan semakin cepat bertambah.
3. Buat celengan atau tabungan khusus pendidikan anak
Agar dana yang terkumpul semakin maksimal, buat celengan atau tabungan khusus untuk pendidikan anak. Anda bisa menyisihkan 10% atau 20% dari gaji bulanan ke tabungan pendidikan di bank.
Bila Anda mengambil pekerjaan sampingan, bisa dibuat celengan di rumah. Dari penghasilan tambahan tersebut, dapat disisihkan seperempat atau seperlimanya ke celengan. Jadi Anda punya dua tabungan pendidikan.
Kalau tabungan pendidikan di bank, Anda harus disiplin dengan jumlah uang yang disetor. Tapi kalau untuk celengan, sesuaikan saja dengan kondisi keuanganmu. Yang penting Anda sudah punya tabungan inti untuk pendidikan anak.
Buat celengan atau tabungan khusus pendidikan
4. Minimalkan aktivitas yang menguras uang
Apakah Anda sering mengajak anak-anak untuk liburan di akhir pekan? Sesekali boleh, tetapi jangan jadikan ini sebagai rutinitas karena aktivitas ini cukup menguras isi dompet. Bayangkan saja, uang yang dikeluarkan tidak hanya untuk biaya tiket masuk wahana permainan, tapi juga biaya transportasi, jajan dan makan, serta lainnya.
Sesekali coba hitung uang yang dihabiskan untuk sekali liburan. Setelah itu, kalkulasikan pengeluarannya untuk liburan dalam satu bulan. Jumlahnya pasti lumayan besar, bukan? Daripada uangnya habis untuk bersenang-senang, lebih baik uangnya ditabung demi dana pendidikan anak.
Anda bisa kok mengajak anak berlibur asalkan tidak terlalu rutin seperti dulu kala. Atau terapkan liburan hemat dengan hanya jalan-jalan ke taman, pergi memancing di danau, dan tempat wisata gratis lainnya.
Baca Juga: Biaya Kuliah di Universitas Indonesia
5. Terapkan gaya hidup hemat
Gaya hidup konsumtif bisa bikin kantong jebol. Saatnya berubah demi masa depan pendidikan anak. Kurangi aktivitas perawatan, nongkrong bersama teman, atau nonton. Jika Anda membutuhkan hiburan, lebih baik dilakukan di rumah bersama dengan keluarga tercinta, seperti nonton film kesukaan, menggambar, memasak, dan lannya.
Cara ini tidak hanya membantu Anda dalam menghemat pengeluaran, tetapi juga dapat menambah keakraban anggota keluarga. Two in one kan manfaatnya?
6. Kendalikan nafsu berbelanja
Belanja adalah aktivitas paling menyenangkan dan bisa mengurangi stres. Apalagi kalau banyak merchant menawarkan banjir promo. Niat berhemat untuk belanja dengan harga murah, tapi karena kalap jadinya boros juga.
Mulai sekarang, kendalikan nafsu belanja Anda. Berbelanja seperlunya sesuai kebutuhan bukan keinginan. Uang penghematan dapat ditabung untuk biaya pendidikan anak.
7. Diskusikan dengan pasangan
Tenang, Anda tidak perlu memikirkan biaya pendidikan anak sendirian. Ada partner yang bisa diajak berdiskusi untuk masalah ini, sehingga implementasinya menjadi lebih mudah. Bicarakan hal ini baik-baik dengan pasangan, lalu temukan cara terbaik untuk memaksimalkan pengumpulan dana pendidikan anak.
Baik Anda maupun pasangan harus berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir pengeluaran pribadi. Singkirkan ego masing-masing, dan selalu ingat besarnya biaya pendidikan anak di masa mendatang.
Pendidikan adalah Investasi Masa Depan
Pendidikan adalah investasi masa depan, sehingga harus dimulai sejak dini. Orangtua berperan penting untuk memberikan pendidikan yang memadai bagi anak. Tujuannya agar anak dapat tumbuh cerdas, pintar, berpikir kritis dan terbuka. Tentunya juga mampu bersaing di dunia kerja, sehingga dapat meraih kesuksesan. Kalau anak sukses, orangtua juga yang akan bangga.
Baca Juga: Bunda, Ini Loh Tips Mencari Sekolah TK Terbaik untuk Si Kecil