Jumat 27 Dec 2019 02:44 WIB

Britania Raya Sediakan Obat Epilepsi dari Ganja

Penelitian menemukan obat dengan kandungan ganja dapat mengurangi kejang.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gita Amanda
Britania Raya menyediakan obat dengan kandungan ganja untuk mengobati epilepsi. Foto epilepsi. Ilustrasi
Foto: childrenhospital.org
Britania Raya menyediakan obat dengan kandungan ganja untuk mengobati epilepsi. Foto epilepsi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BRITANIA RAYA -- Mulai Januari 2020, pasien dengan epilepsi parah akan dapat mengakses obat mengandung ganja atau epidyolex di National Health Service (NHS) yaitu program layanan kesehatan masyarakat di Britania Raya. Obat ini diperuntukkan bagi anak-anak mulai dari usia dua tahun hingga dewasa.

Menurut uji klinis, obat yang mengandung cannabidiol (CBD/senyawa yang ditemukan dalam ganja), dapat mengurangi kejang hingga 40 persen pada beberapa anak. Obat ini juga akan digunakan untuk mengobati dua bentuk epilepsi masa kecil yang langka yaitu sindrom Lennox Gastaut dan sindrom Dravet, yang dapat menyebabkan beberapa kejang sehari.

Baca Juga

Kepala eksekutif Epilepsy Action, Philip Lee, menyambut baik dan menilai kebijakan itu akan membawa harapan yang sangat dibutuhkan dan bisa mengubah hidup beberapa orang. “Namun, masih ada pekerjaan rumah untuk mengumpulkan bukti kuat berkualitas tentang efektivitas obat-obatan berbasis kanabis lainnya,” kata Lee, dilansir BBC, Kamis (26/12).

Diperkirakan ada 3.000 orang dengan sindrom Dravet dan 5.000 dengan sindrom Lennox Gastaut di Inggris.

Kepala eksekutif NHS Simon Stevens mengatakan bahwa ribuan orang sekarang akan memiliki akses ke perawatan yang memiliki potensi untuk membuat perbedaan nyata untuk kesembuhannya.

Sebenarnya, sejak 1 November 2018 ganja (kanabis) obat resmi dilegalkan di Inggris. Perubahan kebijakan itu diumumkan oleh Menteri Dalam Negeri Sajid Javid setelah melakukan tinjauan produk obat ganja. Namun hanya dokter senior yang bisa meresepkan obat-obatan kanabis kepada pasien dengan kebutuhan yang luar biasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement