Selasa 24 Dec 2019 02:30 WIB

Operasi Implan Payudara, Remaja di AS Alami Kerusakan Otak

Kerusakan otak diduga akibat kesalahan dokter bedah.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nashih Nashrullah
Operasi implan payudara mengalami kesalahan akibat kelalaian anestesi. Foto ilustrasi bedah.
Foto: sg.shop.88db.com
Operasi implan payudara mengalami kesalahan akibat kelalaian anestesi. Foto ilustrasi bedah.

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang remaja mengalami kerusakan otak parah, setelah melakukan implan payudara. Pada musim panas lalu, Emmalyn Nguyen (18) yang berdomisili di AS menjalani operasi implan payudara. 

Namun, saat di bawah pengaruh anestesi, pasien mengalami dua kali serangan jantung. Saat itu, remaja tersebut dihidupkan kembali oleh dokter bedahnya, Geoffrey Kim. Secara neurologis, pasien diketahui tidak responsif. 

Baca Juga

Kemudian diketahui bahwa perawat anestesi gagal memperingatkan layanan darurat selama lebih dari lima jam. Ibu Emmalyn, Lynn Fam mengatakan keluarga sangat ingin mengetahui penyebab kondisi putrinya itu. 

Sebab, kondisi koma membutuhkan perawatan sepanjang waktu. Sejauh yang diketahui, Fam mengatakan tidak ada kesalahan prosedur terhadap operasi tersebut. 

Putrinya telah membayar 6.000 dolar AS, seperti yang dilakukan keluarga dan teman dalam operasi implan payudara.

"Saya baik-baik saja dengan itu. Kami tidak berpikir hal seperti itu akan terjadi pada putri kami. Bagi kami itu terasa aman,” kata Fam dilansir New.com.au, Senin (23/12).

Fam menuntut putrinya yang sebelumnya sehat sebelum operasi, minimal bisa sadar. Fam dan keluarga juga menuntut dr Kim dan perawat ahli anestesi, Rex Meeker karena diduga melakukan kelalaian.  

Menurut sebuah laporan CBS4, gugatan keluarga berpendapat bahwa Emmalyn dibiarkan tanpa pengawasan dan tidak diobservasi selama 15 menit, setelah diberi anestesi. 

Pasien mendapat perhatian, setelah seorang perawat memperhatikan pasien dalam keadaan membiru. Lebih lanjut, keluarga menuduh catatan medis yang menunjukkan bahwa pasien menderita serangan jantung selama periode itu.

Fam menjelaskan operasi implan payudara yang seharusnya berlangsung selama dua jam, malah berjalan lebih lama. Keluarga meminta pembaruan berulang kali, tetapi pihak rumah sakit mengatakan semua kondisi baik-baik saja.

“Dia (dr Kim) mengatakan semuanya baik-baik saja, Emmalyn baik-baik saja, semuanya baik-baik saja. Dia masih muda, dia sehat, dia akan baik-baik saja, hanya butuh waktu lama untuk bangun,” ujar Fam menirukan jawaban pihak rumah sakit.

Setelah layanan darurat dipanggil untuk membantu, lima jam setelah dia menderita serangan jantung kedua, Emmalyn dipindahkan ke Rumah Sakit Advent Littleton. 

Pasien mendapat perawatan selama 22 hari. Setelah itu, pasien dipindahkan ke rumah sakit rehabilitasi tempatnya menerima perawatan medis 24 jam.

Gadis berusia 18 tahun itu kini berada dalam “kondisi sadar minimal.” Kondisi itu artinya pasien tidak dapat berbicara, berjalan, makan atau merawat dirinya sendiri. 

Menurut keluarga, Emmalyn telah menderita kerusakan otak yang parah. Keluarga meyakini Emmalyn akan berada dalam kondisi tersebut seumur hidup.

Jika Anda mempertimbangkan segala jenis operasi plastik, perlu diketahui bahwa di Australia adalah sah untuk dokter dengan gelar medis dasar untuk melakukan prosedur itu. 

Sebuah pernyataan di PlasticSurgery.org.au// menjelaskan ada perbedaan antara ahli bedah yang melakukan prosedur kosmetik dan ahli bedah spesialis. 

“Ahli bedah plastik spesialis memiliki minimal 12 tahun pendidikan medis dan bedah, dan lima tahun pelatihan pascasarjana spesialis. Ketika membuat keputusan dalam memilih dokter bedah, ingatlah bahwa Dewan Medis Australia menyatakan bahwa gelar spesialis bedah plastik hanya dapat digunakan oleh Rekan dari Royal Australasian College of Surgeons (FRACS) menyetujui ahli bedah spesialis dalam spesialisasi yang diakui dari operasi plastik.” 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement