REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kata orang, memiliki segalanya adalah luar biasa. Tetapi tidak untuk Michelle Obama. Mantan Ibu Negara Amerika Serikat itu mengatakan, hidup dengan moto tersebut adalah egois.
“Menarik bagi wanita, tapi itu sangat bodoh. Tidak ada manusia yang memiliki semuanya. Lagi pula, kenapa kita harus punya semuanya?” kata Michelle Obama, dalam acara Obama Foundation Leaders: Asia-Pacific Program, bersama aktris Julia Roberts, seperti dilansir situs yayasan, belum lama ini.
Acara ini dimoderatori oleh mantan Miss Malaysia World dan pendiri Fugee School, Deborah Henry. Program ini adalah program pengembangan kepemimpinan yang bertujuan untuk menginspirasi, memberdayakan, dan menghubungkan para pemimpin yang muncul dari seluruh kawasan Asia-Pasifik.
Michelle Obama mengatakan wanita memang harus memilih dan tak bisa memiliki semuanya. Wanita harus memilih untuk tinggal di rumah dan membesarkan keluarga atau menjadi wanita karier yang sukses.
“Mencoba memiliki semuanya akan membuatmu gila,” tambah Michelle Obama, seperti dilansir MalayMail, beberapa waktu lalu.
Ia juga bercerita selama waktunya di White House, dia hanya bekerja tiga hari seminggu untuk memenuhi tugasnya sebagai Ibu Negara. Selain hari itu, ia menjalani perannya sebagai ibu untuk membesarkan kedua putrinya.
‘’Pada tiga hari di White House, saya bergegas menyelesaikan tugas dari jam 6 pagi hingga tengah malam. Itu membuat saya lebih terorganisir dan fokus,” ungkap Michelle Obama.
Michelle Obama telah menulis kisahnya dalam biografi menjadi seorang wanita karier dan ibu yang sukses. Termasuk kisahnya saat belajar di Universitas Princeton dan Harvard sampai menjadi pengacara di mana ia bertemu Presiden AS Barack Obama.
Saat ini, Michelle Obama memegang posisi Direktur Eksekutif di Chicago Office of Public Allies, menjadi dekan layanan mahasiswa di Universitas Chicago, dan wakil presiden untuk urusan masyarakat dan eksternal di Rumah Sakit Universitas Chicago.
Dalam sesi diskusi tersebut, Michelle Obama juga membagikan kiat suksesnya, yaitu dengan membuat daftar apa saja yang harus diselesaikan dan dilakukan. “Aku suka menceklisnya jika sudah tercapai, sampai daftarnya menjadi warna-warni,” jelas Michelle Obama.
“Saya adalah anak yang cerdas dengan ambisi kuat. Saya perlu mendapat nilai bagus, saya harus bagus di sekolah dan menjadi sesuatu,” katanya.
Dia menambahkan bahwa dia mulai bahagia ketika dia mulai bekerja dengan organisasi nirlaba. “Meski hasilnya sedikit dan ibu saya tidak suka, tapi saya senang,” kata Michelle.
Michelle Obama merasa saat itu ia memiliki tujuan yang masuk akal dalam hidupnya, yaitu mentoring untuk membantu anak-anak muda melihat sesuatu yang lebih jelas ke depannya daripada yang ia alami.