REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- ‘Kami mencari keluarga, bukan adu harga’. Begitulah kira-kira moto yang ditanamkan sejumlah komunitas sepeda di Bandung raya. Moto itu tampaknya sedang gencar dikampanyekan di lingkungan pesepeda yang gemar bersilaturahim.
Sejumlah komunitas sepeda menggulirkan moto tersebut bukan tanpa sebab. Selama ini muncul fenomena dari sebagian pesepeda yang gemar mengedepankan brand dan komponen berkelas sebagai alasan membangun silaturahim.
Belum lama ini, salah satu komunitas sepeda di Bandung bernama Modal Tekad jeung Karesep (Motekar) MTB Club baru saja melangsungkan event gowes bareng (gobar) Motekar Gowes Adventure (Mogad) volume 5. Event yang diikuti ratusan ‘goweser’ itu memakan rute tanjakan sekitar 19 Kilometer yang berlangsung di Bandung, Ahad (15/12).
Rute tanjakan ajang Mogad 5
Start di Surapati Core melaju ke Cikadut, puncak Batu Templek (Pasirimpun), Bukit Oray Tapa, dan finish di Cikawari. Di lingkungan komunitas sepeda, Mogad dikenal sebagai ajang gobar yang kerap melintas di jalur alam, tanjakan, dan jalan setapak.
Ajang Mogad 3
Bagi pemula tampaknya akan kerepotan mengikuti ajang tersebut. Terlebih, sudah menjadi kebiasaan dari tahun ke tahun, rute Mogad baru diumumkan oleh penyelenggara ke pesertanya sesaat sebelum bendera start diangkat.
Mogad 5
Selain menikmati rute alam, peserta tampak antusias karena berharap mendapatkan doorprize khas Mogad. Mogad memiliki kekhasan pada produk doorprize dan grandprize yang dibagikannya. Hampir seluruh produk doorprize dan grandprize berupa sepeda, komponen sepeda, dan kelengkapan bersepeda.
Peserta yang juga pemenang doorprize pada ajang Mogad 5 Samsul Arif Maulana, mengaku senang mengikuti ajang tersebut. Menurut dia, event Mogad selalu memberi sensasi tersendiri, baik rute dan doorprize.
Pemenang doorprize
‘’Alhamdulillah, saya dapat doorprize berupa frame (batang) sepeda,’’ ujar Samsul. Insya Allah, dirinya tidak akan melewatkan event Mogad dari tahun ke tahunnya.
Bagi para pesepeda pemula tidak perlu khawatir. Kalaupun tidak bisa mengikuti event Mogad yang sensasional itu, masih banyak ajang silaturahim lainnya yang digelar oleh Motekar. Misalnya bakti sosial, camping, hiking, dan gowes malam (night ride). Yang pasti, semua event tersebut melibatkan sesi bersepeda.
Pendiri yang juga Ketua Motekar MTB Club Haris Irnawan menyebutkan, bersepeda sangat tepat dijadikan cara memperbaiki kualitas hidup dan kualitas interaksi antara manusia dan alam sekitarnya. Itulah yang membuat Motekar MTB Club tidak mengkhususkan pada satu jenis sepeda.
Ketua Motekar MTB Club Haris Irnawan
Haris mendirikan Motekar MTB Club sejak enam tahun silam. Nama Motekar merupakan kependekan dari modal tekad jeung karesep (modal niat dan keinginan.RED). Dalam bahasa Sunda, motekar berarti kreatif, gigih dan banyak akal.
Menurut Haris, Motekar MTB Club diharapkan menjadi suatu komunitas yang langgeng dan selalu memberikan inspirasi bagi sesama. ‘’Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah berkata, semua penulis akan mati, hanya karyanya yang akan terus abadi. Maka tulislah sesuatu yang dapat membahagiakan dirimu di akhirat nanti,’’ ujarnya.
Kata Haris, siapapun bisa menjadi bagian dari komunitas Motekar, tanpa perlu ada syarat yang berat. Misalnya harus sudah jauh jam gowesnya atau harus punya sepeda bagus. Di komunitas Motekar, tegas dia, tidak ada kasta-kasta. Selama mampu saling menghormati antarsesama pegowes, lanjut dia, itu sudah cukup sebagai syaratnya.
Memang, diakui Haris, teman di komunitas Motekar kebanyakan goweser handal di Bandung raya. Mereka, ungkap dia, memiliki kemampuan di atas rata-rata pegowes yang ada. ‘’Kita tidak akan pernah melihat perbedaan,yang penting kita berkeluarga dan mau belajar tentang pergowesan. Kami gemar berbagi ilmu dalam setiap kesempatan,’’ tambahnya.