CEKNRICEK.COM -- Dalam rangka memperingati 100 tahun kedatangan etnomusikolog Belanda, Jaap Kunst di Indonesia, Museum Nasional menggelar pameran bertajuk "Melacak Jejak Jaap Kunst: Suara Dari Masa Lalu". Pameran akan diselenggarakan dari 28 November 2019 hingga 10 Januari 2020.
Jaap Kunst yang merupakan pelopor penelitian musik tradisi di Indonesia yang telah melakukan riset, merekam dan mendokumentasikan aktivitas berkesenian di beberapa wilayah Indonesia sejak 1919 hingga akhir hayatnya pada 1934.
Ketertarikannya terhadap musik tradisi membuat Jaap Kunst mengumpulkan alat musik tradisional dan mendokumentasikan musik tradisional berupa rekaman suara dalam bentuk Silinder Lilin, piringan hitam, foto dan catatan-catatan arsip yang dikumpulkan dalam Musicologistch Archief.
“Tepat 100 tahun yang lalu, Jaap Kunst menjejakkan kakinya di bumi Nusantara dan terpikat dengan alunan gamelan hingga akhirnya memutuskan untuk menetap di sini. Apa yang kita dengar pada musik sekarang berawal dari riset orang-orang seperti Jaap Kunst," kata Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid saat pembukaan pameran di Jakarta, dari Antara, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, apa yang telah dilakukan Jaap Kunst adalah sebagai bentuk kekhawatiran akan punahnya seni musik tradisi Nusantara dan tidak tersisa untuk generasi mendatang.
Baca Juga: Dewan Kesenian Jakarta Gelar Etno Musik Festival 2019
“Dalam pameran ini, tak hanya menyajikan warisan Jaap Kunst selama menetap di Indonesia, tetapi juga menggambarkan perkembangan teknik rekam audio dan perubahan yang terjadi pada musik tradisi di Indonesia dalam kurun waktu 100 tahun terakhir,” lanjut Hilmar.
Kurator pameran, Nusi Lisabilla sendiri mengatakan Jaap Kunst sebelumnya pernah menjadi kurator di Koninklijk Bataviaasc Genootschap van Kunsten en Wetencshappen, yang kemudian dikenal sebagai Museum Nasional.
“Setelah Indonesia merdeka dan Jaap Kunst pulang ke Belanda, arsip-arsip berupa tulisan, rekaman, foto-foto dan alat musik daerah yang dikumpulkan Jaap Kunst menjadi koleksi Museum Nasional akan ditampilkan dalam pameran ini.”
Pameran ini sendiri terselenggara atas kerja sama Museum Nasional dengan Perpustakaan Nasional, Balai Konservasi Borobudur, Museum Benteng Heritage, Faozisokhi Laia dan Tim Dokumentasi What is Bundengan-2019, Ethnologiches Museum of Berlin, Universiteit van Amsterdam, National Museum van Wereldculturen.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: ThomasRizal